Mukjam Ramadan
Ramadan Itu Panas Mendidih, Berkilau, dan Kering
Suhu 56.7 ° Celcius adalah suhu udara terpanas di permukaan bumi. Rekor itu dicatat Meteorology Organisation (WMO) di Lembah Kematian, Furnace Creek,
Penulis: Thamzil Thahir | Editor: Edi Sumardi
"15 menit saja di luar, Anda harus segara minun 1 liter air mineral dari kulkas," kata seorang teman yang pernah iseng melancong ke Death Valley, 2017 lalu.
Itu hanya sepotong cerita puncak kemarau kering di lembah seluas 83 km persegi di barat Amerika.
Di Semenanjung Arab, rerata suhu dan temperatur serupa mulai datang di bulan ke-8 hingga ke-10 tahun Qomariyah.
Puncaknya bulan ke-9, dengan nama Ramadan.
Pada bulan-bulan ini temperatur udara berkisar 47 °c hingga 51 °c.
Sedangkan temperatur dan hembusan angin daratan menjelang shalat lohor dan ashar bisa mencapai 65°c.
Itulah kenapa bangsa Arab dan Aramanik menggunakan kata "( ر م ض)" untuk sesuatu yang menyengat, kering, dan menyilaukan mata.
Pantulan panas matahari dari bebatuan atau gurun pasir disebut "ramada".
Dengan suhu sepanas itulah, bangsa semit Arab dahulu, biasa memanfaatkan panas hebat ini untuk berburu antelop, kijang bertanduk dua itu hidup cari makan di antara gunung batu.
Jadi kala pemburu menguntit antelop saat migrasi di bulan Rajab, Syaban, dan Ramadan.
Binatang berdaging empuk itu dengan mudah kelelahan dan kakinya busuk karena intensitas panas.
Nah, cobaan panas yang menyengat itulah, kita diperitahkan berpuasa, dan menahan hawa nafsu.
Selamat mencoba bulan Ramadan.(*)
#mukjamRamadan #menjajalRamadan
MUKJAM RAMADAN: Orang asing atau non-Arab diistilahkan Mu'jam (atau Mukjam) dalam percakapan sehari-hari Bangsa Arab. Orang baru yang perlu adaptasi juga disebut Mu'jam. Mu'jam secara istilah kitab atau buku panduang dan pengampu ribuan bahkan ratusan ribu kosa kata, dan bentuk perubahannya, pengertian khusus, sistematis, dengan metode, dan konteks penggunaannya. Kolom ini mengulas konteks penggunaan kata dalam ayat-ayat Ramadan.