Tribun Sinjai
Tiga Nelayan Asal Sinjai Belum Ditemukan di Laut NTT,Istri Korban Harap Suaminya Pulang Sambut Puasa
Tiga nelayan asal Desa Tongke-tongke, Kecamatan Sinjai Timur, Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan belum ditemukan hingga malam ini, Kamis (8/4/2021).
Penulis: Samsul Bahri | Editor: Sudirman
TRIBUNSINJAI.COM, SINJAI TIMUR- Tiga nelayan asal Desa Tongke-tongke, Kecamatan Sinjai Timur, Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan belum ditemukan hingga malam ini, Kamis (8/4/2021).
Ke tiga nelayan tersebut bernama Amiruddin, Saiful dan Majid.
Mereka hilang setelah kapalnya KM Brasil diterjang gelombang tinggi di Pulau Raijua, Kabupaten Sawu, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 5 April lalu.
" Sudah empat malam suami saya hilang pasca kapalnya diterjang gelombang setinggi tujuh meter," kata Yuli, istri korban Saiful.
Dia menceritakan bahwa kapal suaminya sedang parkir berlindung di Pulau Raijua saat itu, tiba-tiba datang badai gelombang tinggi melanda perairan NTT dan ikut menerjang perahunya.
Dalam peristiwa itu, kapal sang suaminya terhempas ombak, rusak dan tenggelam.
Amiruddin, Saiful dan Majid pasca peristiwa tersebut hilang hingga saat ini. Sedang Ifar berhasil selamat.
" Suamiku kodong yang hilang sama om saya (Amiruddin) dan Majid, setelah perahunya diterjang gelombang," kata Yuli.
Atas peristiwa itu, Yuli berharap kepada pemerintah di Sinjai agar dapat membantunya.
Yuli berharap agar suaminya selamat dan dapat pulang menjalani Ramadan di kampungya bersama keluarga.
"Semoga pemerintah bisa bantu kami mencari suami dan keluarga kami yang hilang tenggelam pak," katanya dengan mata yang sembab.
Pasangan Yuli dan Saiful saat ini telah dikaruniai dua orang anak.
Mata pencaharian utama adalah sebagai nelayan.
Diketahui dalam peristiwa itu, tak hanya KM Brasil yang ditumpangi Saiful yang mengalami kecelakaan laut.
Tetapi ada dua kapal nelayan lainnya yang sama-sama berasal dari Desa Tongke-tongke, Kecamatan Sinjai Timur.
Kapal nelayan tersebut adalah KM Bulukamase dan KM Cahaya Rezki.
Meski keduanya kapal tersebut hancur diterjang gelombang tinggi, namun sembilan ABK dan nahkoda kapal tersebut selamat.
Hanya saja mereka selamat itu tertampung di Pulau Raijua.
Mereka sedang berharap dapat dibantu pemulangannya oleh pemerintah sebab bahan makanan mereka di pulau tersebut sudah habis. (*)