Bom di Gereja Makassar
Imam Besar New York Shamsi Ali: Teror Tidak Bisa Dihubungkan Agama
Imam Besar di Islamic Center of New York, Amerika Serikat, Shamsi Ali mengecam dan mengutuk keras teror bom bunuh diri di Gereja Katedral di Makassar
Penulis: Ari Maryadi | Editor: Suryana Anas
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR -- Imam Besar di Islamic Center of New York, Amerika Serikat, Shamsi Ali mengecam dan mengutuk keras teror bom bunuh diri di Gereja Katedral Kota Makassar, Minggu (28/3/2021) lalu.
Shamsi Ali mengatakan tindakan teror yang melukai warga tidak bisa dihubungkan dengan agama.
Pria asal Kabupaten Bulukumba Sulsel itu menyampaikan agama mengajarkan kasih sayang, menyakralkan hidup manusia, hingga membangun peradaban manusia.
"Saya tegaskan kembali bahwa perlakuan teror tidak bisa dihubungkan dengan agama," katanya saat dihubungi Tribun Timur, Kamis (1/4/2021).
"Kenapa demikian, karena agama itu baik, kasih sayang, menyakralkan hidup manusia, membangun peradaban, dan seterusnya. Sementara teror sebaliknya dari semua itu," sambungnya.
Shamsi Ali melanjutkan, jika pelaku teror mengaku melakukan teror karena agama, maka Shamsi Ali menilai hal itu sebagai pengakuan yang salah.
Harusnya, kata Shamsi, pengakuan yang benar adalah pelaku teror melakukan itu karena salah paham atau tidak paham. "Bahkan memang tidak beragama," ujarnya.
Shamsi menegaskan, mengaitkan agama dengan teror itu adalah menyatukan dua hal yang paradoks.
Menurutnya, yang kadang terjadi adalah orang melakukan teror atas nama agama atau dengan sentimen agama.
Akan tetapi, katanya, hal itu bukan karena agama dan bukan pula berdasarkan ajaran agama.
"Kalau dikatakan karena salah paham dengan ajaran agama, maka itu jawaban yang sudah jelas bahwa pelaku teror melakukan aksinya bukan karena agama. Tapi karena kesalahan atau melenceng dari ajaran agama," ujarnya.
Shamsi meminta anggapan teror berkaitan agama atau karena agama dihentikan. Justru, kata Shamsi, karena kesalahan atau ketiadaan agama yang benar.
Ia pun mengutuk keras teror bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar.
“Saya menyampaikan secara terbuka bahwa saya mengutuk bom bunuh diri yang terjadi di kota saya, Kota Makassar. Siapapun pelaku dan targetnya, apapun alasan dan motifnya, bom bunuh diri itu terkutuk. Apalagi dilakukan di Nisf Sya’ban, menjelang Ramadan, dengan menarget rumah ibadah, dan dengan tujuan menghilangkan nyawa rakyat sipil,” katanya.
Laporan Kontributor Tribun Timur @bungari95