Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tribun Sulbar

Hadiri Panen Raya Gapoktan Binaan BI, Begini Harapan Wagub Sulbar

Lahan pertanian Gapoktan Sipatuo dijadikan sebagai Pilot Project Pemupukan Tepat Guna yang dibina langsung Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI)

Penulis: Nurhadi | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUN TIMUR/NURHADI
Wakil Gubernur Sulawesi Barat (Sulbar), Hj Enny Anggraeni Anwar, hadiri panen raya pada lahan pertanian Gapoktan Sipatuo di Desa Indo Makkombong, Kecamatan Matakali, Kabupaten Polmab, Selasa (16/3/2021). 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAMUJU - Wakil Gubernur Sulawesi Barat (Sulbar), Hj Enny Anggraeni Anwar, hadiri panen raya pada lahan pertanian Gapoktan Sipatuo di Desa Indo Makkombong, Kecamatan Matakali, Kabupaten Polman, Selasa (16/3/2021).

Lahan pertanian Gapoktan Sipatuo dijadikan sebagai Pilot Project Pemupukan Tepat Guna yang dibina langsung Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar).

"Dengan adanya pemupukan yang tepat guna ini, maka hasil produktivitas padi semakin meningkat, ini tentu dapat menjadi salah satu alternatif atau solusi menekan inflasi dengan menjamin tersedianya pasokan beras,"kata Enny.

Enny mengungkapkan, salah satu komoditas pertanian yang terus mengalami peningkatan produksi adalah padi, sehingga optimisme perekonomian Sulbar untuk semakin berkembang akan terwujud karena diproyeksikan permintaan akan turut meningkat.

"Untuk itu, sinergi antara pemerintah daerah, Bank Indonesia dan stakeholders terkait menjadi faktor penting, kemudian membutuhkan penguatan dari sisi data neraca produksi dan konsumsi bahan pangan oleh OPD terkait sehingga seluruh upaya kita dapat berjalan dengan optimal,"tutur Enny.

Kata dia, panen bersama merupakan wujud sinergi dan inovasi dalam menciptakan optimalisasi lahan pertanian untuk mewujudkan Sulbar menjadi salah satu lumbung padi nasional yang bisa mendorong pemenuhan permintaan padi.

Disebutkan, berdasarkan data yang diperoleh dari BPS, bahwa produksi padi setara beras pada tahun 2020 sebesar 319.166 ton, meningkat dibandingkan tahun 2019 yang menghasilkan sebesar 300.142 ton.

“Ini menunjukkan Sulbar memiliki potensi yang besar dalam komoditas beras, baik dari aspek konsumsi maupun aspek produksinya, dari Desa Indo Makkombong ini kita jadikan contoh untuk selanjutnya dilakukan di Desa-desa lain di semua kabupaten di Sulbar,"pungkasnya.

Kepala Bank Indonesia (BI) perwakilan Sulbar, Budi Sudaryono mengatakan, Bank Indonesia sebagai Bank Sentral, memiliki tugas dan wewenang menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter.

“Seperti yang telah kita ketahui bersama, beras sebagai bahan pangan utama di masyarakat, memiliki pangsa yang besar terhadap pengeluaran di masyarakat,"katanya.

Sehingga, apabila terjadi kenaikan harga beras sedikit saja di masyarakat akan berdampak signifikan pada pencapaian inflasi di daerah.

"Mencermati kondisi tersebut, kami di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulbar turut berperan aktif dalam melakukan model pengembangan klaster padi,”ujarnya.

Budi juga mengatakan, Gapoktan Sipatuo dibina oleh BI Sulbar sejak tahun 2016, Pada saat awal pembinaan, BI Sulbar fokus untuk meningkatkan produksi dan produktivitas klaster, antara lain melalui implementasi metode hazton.

“Metode hazton adalah metode tanam yang menggunakan bibit secara lebih banyak dan lebih tua yang membuat hasil tanam lebih tahan terhadap hama dan produktivitas yang lebih tinggi. Sebelumnya produktivitas sebesar 4-5 ton/hektar, namun setelah menerapkan metode hazton ini produktimtas meningkat menjadi 9-10 ton/hektar,"katanya.

Melalui Program Dedikasi untuk Negeri, Bank Indonesia di tahun lalu, telah memberikan bantuan teknis berupa mesin Rice Transplanter Hazton sebanyak tiga unit sebagai strategi Intensifikasi pertanian.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved