Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Klakson

Senyum

HARI-HARI ini, ketika politik menjadi pasar yang tak pernah sepi walau virus masih tak menepi, ketika politik hanya melahirkan pertengkaran yang tak

Editor: Edi Sumardi
DOK PRIBADI
Abdul Karim 

Rakyat pasti tersenyum.

Bukan murung.

Kita perlu wakil rakyat yang menjalankan senyum sebagai agenda politik dalam memperjuangan rakyat yang diwakili.

Kita butuh wakil rakyat yang tak senyum sesaat sahaja, yakni saat di musim kampanye.

Tetapi kepala daerah dan wakil rakyat biasanya memang hanya tersenyum saat kampanye dan saat pemilihan akan segera berlangsung.

Barangkali takdir senyum dalam politik memang sebatas itu.

Senyum hanyalah vitamin untuk menaikkan elektabilitas, walau itu kadang terbatas.

Karena itu, bila hendak terpilih sebagai wakil rakyat atau kepala daerah, perbanyaklah senyum.

Itu sebuah upaya.

Dan kini, masa senyum itu telah berlalu seiring dilantiknya sejumlah kepala daerah.

Tetapi di China senyum pernah menjadi bencana bagi seorang pejabat publik (ASN).

Pada 2012 silam, Yang Dacai dipecat dari jabatannya karena ia tersenyum lebar saat berada di sebuah lokasi kecelakaan bus pada 26 Agustus 2012 lampau.

Kecelakaan bus itu menewaskan 36 orang.

Di lokasi kecelakaan itu, Yang Dacai tanpa sengaja sedang tersenyum lebar.

Sejumlah fotonya yang sedang tersenyum lebar di lokasi kecelakaan di sebuah jalan raya di Yan'an, di bagian utara Shaanxi, muncul di internet.

Pejabat provinsi mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka telah membebaskan Yang Dacai dari semua tugas resminya karena "kesalahan serius", yakni, senyum di lokasi kecelakaan.

Di sini, senyum membawa sepi.

Setelah dipecat, Yang Dacai kesepian.(*)

Sumber: Tribun Timur
Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved