Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Nurdin Abdullah Ditangkap KPK

Orang Baik Itu Korupsi, Nurdin Abdullah Pemimpin yang Nibembang di Depan Mata Bangsa

Sebabnya, kontraktor setan lagi, stafnya lagi, orang dekatnya lagi, yang membuatnya berjalan tertunduk menuju bui

Editor: AS Kambie
DOK TRIBUN TIMUR
Prof M Qasim Mathar 

Oleh: 
Qasim Mathar
cendekiawan Muslim

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR – Politikus Ridwan Wittiri, Ketua PDI-P Sulsel, mengaku mengenal Nurdin Abdullah sebagai sosok yang menerapkan protokol ketat menghindari gratifikasi.

Bahkan sebelum menerima tamu, semua pihak dilarang membawa apa pun kecuali buku catatan.

"Semua tas yang dibawa wajib ditaruh di loker," tegas Ridwan Wittiri.

Sampai saat ini, Ridwan Wittiri meyakini bahwa Nurdin Abdullah adalah orang jujur dan baik.

Terlebih Nurdin Abdullah termasuk salah satu penerima Bung Hatta Award yang tentunya bukan penghargaan sembarangan.

Ketua DPD PDI-Perjuangan Sulsel Andi Ridwan Wittiri
Ketua DPD PDI-Perjuangan Sulsel Andi Ridwan Wittiri (dok_tribun-timur)

Memang, sebelum ditangkap tengah malam di rumah jabatannya dan dibawa ke Jakarta oleh KPK, Nurdin Abdullah sempat mencurahkan isi hatinya kepada elite PDI-P itu.

Tentu banyak warga Sulsel berpendapat yang sama dengan pemimpin PDI-P tentang sosok pemimpin, orang nomor satu, Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah.

Konperensi pers pimpinan KPK untuk menyampaikan hasil pemeriksaan sejak ia ditahan, Sabtu, 27 Februari 2021, dini hari, di tv, tampak Gubernur Sulsel itu digiring bersama dua orang lainnya, dengan memakai baju rompi tahanan KPK berwarna oranye.

Ditampilan Nurdin Abdullah berdiri menghadap ke dinding, membelakangi pimpinan KPK yang menghadap ke awak media yang akan meliput konperensi pers itu.

Para tersangka suap proyek Sulsel - Edy Rahmat (tengah) terima uang suap untuk Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah (kanan) dari kontraktor Agung Sucipto (kiri) di Jl Sultan Hasanuddin Makassar
Para tersangka suap proyek Sulsel - Edy Rahmat (tengah) terima uang suap untuk Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah (kanan) dari kontraktor Agung Sucipto (kiri) di Jl Sultan Hasanuddin Makassar (net)

Menyaksikan Nurdin Abdullah disuruh berdiri selama konperensi pers berlangsung dengan posisi seperti itu, dan digiring kembali ke kamar tahanannya, aku teringat ketika masih sekolah di sekolah dasar (rakyat) dahulu.

Salah satu hukuman yang biasa diterapkan oleh guru ialah murid di suruh berdiri di depan kelas, disaksikan oleh teman-teman sekelas.

Biasa juga murid dari kelas lain datang melihat lewat jendela kelas kami. Kalau tidak salah ingat, hukuman berdiri di depan kelas itu dulu, kami sebut "nibembang"(bahasa Makassar?)

Ada rasa kasihan bercampur dengan macam-macam perasaan lainnya menyaksikan Nurdin Abdullah "nibembang"!

Nurdin Abdullah merusak kehormatan Sulsel, orang bugis makassar, Unhas/perguruan tinggi, profesor, tradisi luhur dari leluhur....

Dalam percakapan WA, kepada sahabatku, Aswar Hasan, saya menulis pendek:

"..... sangat menyakitkan..., saya sempat meneteskan air mata..., tangis dengan perasaan bercampuraduk..."

Setelah itu, saya mengirim pesan kepada anak, menantu dan keluargaku. Saya menulis pendek pula kepada mereka:

"setiap ada breaking news dan kasus heboh tentang OTT (operasi tangkap tangan) oleh KPK, saya ingat kalian semua, anak dan mantu.

Semoga kalian kuat untuk tidak menyentuh, apalagi mengambil barang dan uang yang bukan milikmu.

Dan, semoga kalian pandai mensyukuri dan menikmati apa yang kalian dapatkan secara halal!"

Sekiranya boleh saya menyampaikan sesuatu kepada siapapun yang mengganti dan meneruskan tugas gubernur Nurdin Abdullah yang  tampaknya menuju kamar terungku,  izinkan saya menulis sebagai berikut.

"Siapa pun kelak sebagai pelaksana tugas atau pengganti gubernur, agar terhindar dari kesalahan semacam Nurdin Abdullah, bekerjalah dengan sederhana. Pas dengan tupoksi Anda. Kalau masih sedang, maka hentikan sekarang, bersahabat dengan kontraktor. Juga jangan, atau hentikan, menyuruh orang dekatmu untuk bersahabat dengan kontraktor. Kontraktor itu, tidak semuanya, adalah setan berwujud manusia yang sangat nyata, yang di pikirannya bagaimana proyek diakali dengan cara menyogok penguasa dan (melalui) keluarga/karib/orang dekat (staf)nya. Jika Anda mulai terganggu dan jengkel dengan pihak yang mengingatkan bahaya pada proyek yang berada di bawah kekuasaan anda, kejengkelan anda itu adalah jalan lurus ke perbuatan korupsi!"

Semoga Allah SWT melindungi siapa pun pengganti Nurdin Abdullah.

Belajar dari menonton pemimpin yang "nibembang" di depan mata bangsa, pemimpin lainnya didatangi keinsafan.

Tapi, setelah itu, breaking news terbaru menyiarkan bahwa yang insaf kemarin terjaring OTT.

Sebabnya, kontraktor setan lagi, stafnya lagi, orang dekatnya lagi, yang membuatnya berjalan tertunduk menuju bui.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Reshuffle Menteri

 

Reshuffle Menteri

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved