Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Obsesi Adnan Purichta Ichsan

Obsesi Adnan Purichta Ichsan Peraih Suara Terbanyak Pilkada 2020,Kian Dekat:Saya Tidak Mau Piti-piti

mendekatkan pelayanan obsesi Adnan Purichta Ichsan. Dia tidak mau piti-piti. Mal Pelayanan Publik dan Pos Pelayanan Publik dibangun di Gowa

dok.tribun
Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan tersenyum di balik masker saat wawancara eksklusif dengan Manager Produksi Tribun Timur AS Kambie di Aula Kantor Bupati Gowa, Jumat, 29 Januari 2021 sore. 

Semacam Satu Atap Plus?

Ha...ha....

Sejauh mana perkembangannya itu?

Kita sudah siapkan lahanya sekitar 7000 meter di sekitar samping Jembatan Kembar. Asrama Kodim hostcok, sudah dipindahkan ke Taeng, di situlah kita akan bangun Mal Pelayanan Publik.

Nah itu Mal Pelayanan Publik untuk 9 kecamatan dataran rendah.

Ada juga untuk dataran tinggi, kita namakan dengan Pos Pelayanan Publik.

Jadi semua nanti kantor camat di 9 kecamatan di dataran tinggi kita akan bongkar lalu dijadikan Pos Pelayanan Publik.

Sehingga masyrakat yang ingin mendapatkan pelayanan, perijinan, dan lain-lain tidak perlu turun ke Sungguminasa. Cukup datang ke Kantor Camat,  software, hardwarenya connect dengan Sungguminasa.

Ini mendekatkan pelayanan kepada masyarakat. Ini namanya pendelegasian kewenangan, supaya masyarakat yang ada di dataran tinggi bisa menghemat dan mengirit pembiayaan supaya bisa membelanjakan untuk kebutuhan rumah tangganya.

Itu bisa selesai dalam 5 tahun ke depan?

Kami target bahkan 2 tahun sudah bisa jalan dan selesai. Tahun ini kita mulai dan insya Allah tahun berikutnya kita selesaikan.

Kenapa Pos Pelayanan Publik ini penting karena rumus pemerintahan itu mengatakan bahwa ‘Jika belum mampu menaikkan pendapatan masyarakat, maka kurangi beban-bebannya terlebih dahulu’.

Rumusnya adalah kurangi beban-beban masyarakat. Kenapa dulu pendidikan gratis jalan di Kabupaten Gowa yang dilaksanakan oleh almarhum Bapak saya? Itu pertama di Sulsel bahkan itu mungkin pertama di Indonesia?

Karena itu mengikuti rumus atau teori pemerintahan. Yaitu, ‘Jika belum mampu menaikkan pendapatan masyarakat, maka kurangi beban-bebannya terlebih dahulu’.

Bayangkan satu orang anak per satu tahun itu menghabiskan biaya Rp7 juta. Kalau anaknya 2, itu Rp14 juta,  kalau anaknya 3 itu Rp21 juta.

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved