Kades Pajukukang Bantaeng Ingatkkan Janji Pemprov Sulsel Soal Tanggul Pemecah Ombak
pembangunan pemecah ombak yang disebut kewenangan Pemerintah Provinsi Sulsel itu sudah lama diusulkan.
Penulis: Achmad Nasution | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUNBANTAENG.COM, BANTAENG - Desa Pajukukang, Kecamatan Pajukukang, Kabupaten Bantaeng yang terletak di wilayah pesisir pantai setiap tahun terjadi abrasi.
Baru-baru ini Jumat, (29/1/2021), Kampung Bakara di Desa Pajukukang terjadi abrasi yang mengakibatkan pohon tumbang dan satu rumah warga nyaris ambruk.
Tak hanya itu, 10 rumah lainnya yang berada di wilayah itu juga terancam ambruk apabila tak dilakukan pembangunan pemecah ombak.
Kepala Desa (Kades) Pajukukang, Hariadi Nakka mengatakan, pembangunan pemecah ombak yang disebut kewenangan Pemerintah Provinsi Sulsel itu sudah lama diusulkan.
Dia mengusulkan melalui Musrenbang Desa kemudian, ke Kabupaten hingga ke Pemerintah Provinsi Sulawesi-selatan.
"Sudah lama kita usulkan. Malah setiap tahun kita usulkan tapikan bukan kewenangannya kita di Kabupaten tapi Provinsi," kata Hariadi Nakka kepada TribunBantaeng.com, Minggu, (31/1/2021).
Namun, kata dia, pihak Provinsi sudah berjanji untuk melakukan pembangunan pemecah ombak pada tahun 2021.
Pemecah ombak yang dijanjikan bakal dibangun sebanyak lima titik di wilayah Kampung Bakara.
"Jadi kita hanya mengusulkan di Desa melalui musrenbang. Tapi saya sudah mendapat informasi dari badan bencana bahwa tahun ini ada pemecah ombak yang di pasang kira-kira ada 5 Titi. Saya juga sudah sampaikan ke Gubernur," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, abrasi mengakibatkan satu pohon tumbang dan nyaris merubuhkan satu rumah warga bernama Ba'du pada Jumat kemarin.
"Mengikis bibir pantai menumbangkan pepohonan bahkan hampir merubuhkan rumah warga yang bernama daeng Ba'du, seorang nelayan lansia," kata Andy Taufiq Hidayat kepada TribunBantaeng.com, Sabtu, (30/1/2021).
Kata dia, abrasi terjadi mulai hari Kamis malam. Keesokan harinya Jumat sore kembali terjadi pengikisan.
Selain itu, air laut selalu memasuki rumah warga akibat kuatnya ombak yang ketinggiannya mencapai empat hingga lima meter yang terjadi setiap tahunnya.
Bahkan, tahun lalu sempat menyebabkan kerugian yang menghancurkan bagian dapur salah satu rumah keluarga Taufiq.
"Tahun lalu merusak bagian dapur rumahnya tante. Ada juga di belakang rumah kasihan biasa masukmi air laut di rumhnya klo besar lagi ombak," ujarnya.