Gempa Sulbar
Kopel Sulawesi Temukan Korban Gempa Mulai Terserang Penyakit di Polman
Relawan Komite Pemantau Legislatif (Kopel) Sulawesi Selatan, menemui para korban gempa yang mengungsi di Kabupaten Polmas, Sulawesi Barat, Kamis
Penulis: Samsul Bahri | Editor: Sudirman
TRIBUNSINJAI.COM, SINJAI - Relawan Komite Pemantau Legislatif (Kopel) Sulawesi Selatan, menemui para korban gempa yang mengungsi di Kabupaten Polmas, Sulawesi Barat, Kamis (21/1/2021).
Para korban asal Desa Mekkatta Kecamatan Malunda, Kabupaten Majene.
Korban gempa ini mengungsi ke Kabupaten tetangga di Kelurahan Tinambung, Kecamatan Tinambung, Kabupaten Polman.
Alasan mereka keluar dari daerah terdampak gempa karena khawatir dengan gempa susulan yang setiap saat datang mengancam.
"Para pengungsi ini memilih mengungsi ke Tinambung Polmas karena mereka tidak tenang di sana, setiap saat terjadi gempa susulan," kata Sahidah Hamid menghubungi Tribun Timur.com.
Korban gempa dari Desa Mekkatta Malunda Kabupaten Majene ini sebanyak 39 KK dengan jumlah pengungsi sebanyak 180 jiwa yang sebagian diantaranya adalah anak-anak dan balita.
Ada 20 orang balita dan enam orang anak-anak selebihnya adalah orang dewasa.
Mereka menempati 3 lokasi pengungsian antara lain di SMK, SMU Layonga dan di Kandeapi.
Di tempat itu, mereka menempati emperan teras sekolah, juga mendirikan tenda-tenda di pinggir jalan.
Kondisi mereka saat ini cukup memprihatinkan. Disamping sanitasi yang buruk, air bersih, juga tidur beralaskan apa adanya.
Bahkan beberapa anak mulai terserang penyakit. Termasuk protokol kesehatan tidak menjadi prioritas di pengungsian itu.
Tim relawan Kopel di lokasi pengungsian menemukan anak-anak dan balita sedang sakit.
Mereka terpaksa hanya dibiarkan terbaring di lantai dengan alas seadanya bersama ratusan pengungsi yang lain.
Belum diketahui jenis penyakitnya. Pihak keluarga mengaku sedang menunggu petugas kesehatan datang memeriksa.
Hingga kini tim relawan Kopel sedang melakukan koordinasi dengan petugas daerah setempat untuk penangannya.
Relawan Kopel yang menemui para korban terdiri tiga orang berbama Muhdasink Sri Wahyuni dan Sahidah Hamid.
Informasi diperoleh Tribun dari para relawan di Kabupaten Mamuju, saat ini sejumlah pengungsi yang belum tersentuh bantuan khususnya yang tinggal di pelosok.
Ada yang mengungsi di kebun-kebun dan pinggir hutan. (*)