Pembatasan Jam Malam
Asosiasi Usaha Hiburan Malam Keluhkan Pembatasan Jam Malam di Makassar
Asosiasi Usaha Hiburan Malam (AUHM) mengeluhkan aturan pembatasan operasional yang dikeluarkan Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar.
Penulis: Andi Muhammad Ikhsan WR | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Asosiasi Usaha Hiburan Malam (AUHM) mengeluhkan aturan pembatasan operasional yang dikeluarkan Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar yang tertuang dalam Surat Edaran (SE) Nomor 443.01/11/S.Edar/Kesbangpol/I/2021.
Ketua AUHM Makassar, Zulkarnain Ali Naru, Rabu (13/1/2021) mengatakan regulasi ini sangat berdampak kepada pihaknya karena jenis usaha mereka banyak beraktivitas hingga dini hari.
Ia menilai kebijakan itu kurang tepat. Dia mengaku bingung dan mempertanyakan apakah Covid-19 hanya akan menular pada malam hari saja.
"Covid itu malam saja kah menularnya? Kenapa kita yang dilarang. Coba lihat itu Toko Agung, Bintang. Lebih banyak orang berkumpul disitu," ujarnya.
Zulkarnaen juga menyebut dampak pemberlakuan jam malam dirasakan ribuan tenaga kerja, yang menggantungkan hidup di sektor hiburan malam.
“Ada ribuan tenaga kerja terdampak. Tidak bisa bayar kost, pinjam uang, tidak bisa bayar listrik, belum lagi biaya sekolah anak, hingga urusan perut mereka,” jelasnya.
Selain itu, bantuan dana hibah belum juga diterima oleh para pelaku usaha dan karyawan.
“Harus ada keadilan dari pengambilan kebijakan itu. Pegawai pemerintah itu enak, jelas terima gaji tiap bulan," katanya.
Ia menyarankan alternatif, yakni menempatkan petugas satgas Covid-19 di setiap THM untuk pengawasan.
Sehingga jika ada yang ditemukan, langsung diberi sanksi dan disikapi jika melanggar protokol kesehatan atau kelebihan kapasitas.
"Lebih bagus itu protkes di tempat hiburan malam, coba petugas cek disana," ucapnya.
Lebih lanjut, Zulkarnaen memandang selama pandemi, seolah industri malam yang menjadi sasaran dan korban setiap kebijakan yang keluar.
Olehnya dia berharap pemerintah dapat mengevaluasi aturan yang dibuat dan membuat kebijakan yang benar-benar bijak serta adil bagi masyarakat.
“Kalau bicara masalah ekonomi, kami industri malam yang paling berasa dampaknya. Ini yang penting ada pemasukan, supaya ada yang bisa diberikan kepada karyawan,” tuturnya.(*)
Laporan Wartawan tribun-timur.com, AM Ikhsan