Siapa Duluan Menembak dari Hasil Pemeriksaan Komnas HAM? Darah Mengucur di Jalan Depan Warung KM 50
Hal itu diungkapkan Komisioner Komnas HAM Choirul Anam usai penyelidikan yang dilakukan sejak 7 Desember 2020 hingga 31 Desember 2020.
TRIBUN-TIMUR.COM - Dari hasil pemeriksaan Komnas HAM, ada aksi saling tembak menembak antara rombongan polisi anak buah Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran dengan anggota Laskar FPI yang tewas di Tol Jakarta-Cikampek awal Desember 2020.
Namun siapa yang duluan mengeluarkan tembakan? Begini penjelasan Komnas HAM
Komnas HAM sudah merampungkan hasil penyelidikan terhadap kasus tewasnya enam Laskar FPI pengawal Rizieq Shihab.
Hal itu diungkapkan Komisioner Komnas HAM Choirul Anam usai penyelidikan yang dilakukan sejak 7 Desember 2020 hingga 31 Desember 2020.
Hasilnya ada dugaan pelanggaran HAM yang dilakukan polisi.
Baca juga: Jenderal Idham Azis Dalam Masalah, Anak Buah Ketahuan Komnas HAM Hapus CCTV Pembunuhan Laskar FPI
Termasuk polisi ketahuan menghapus CCTV di rest area KM 50 Jalan usai melakukan penangkapan terhadap enam anggota FPI.
Mereka juga meminta warga untuk menghapus rekaman handphone.
Pihak Komnas HAM langsung memeriksa saksi-saksi di lapangan beberapa jam usai peristiwa itu terjadi.
Beberapa saksi merupakan warga yang berada di rest area KM 50 Jalan Tol Jakarta - Cikampek, Karawang, Jawa Barat.
Hasilnya ditemukan bahwa sejumlah aparat polisi terlihat mengeluarkan dua anggota FPI yang tewas dari dalam sebuah mobil.

Anggota FPI itu kata Choirul diduga tewas karena baku tembak dengan polisi saat berada di dalam mobil.
"Satu duduk di mobil dengan keadaan sudah tewas dan satu diturunkan ke jalan dengan satu luka tembak. Selain itu terlihat darah di jalan di depan salah satu warung depan rest area KM 50," terang Choirul dalam rilisnya di Kantor Komnas HAM Jumat (8/1/2021).
Sementara empat anggota FPI lain yang masih hidup diminta berjalan jongkok dan tiarap oleh aparat kepolisian.
Para anggota FPI itu juga diminta masuk ke dalam sebuah mobil lewat pintu samping dan belakang.
Saksi juga mendengar perintah petugas polisi yang meminta warga menghapus rekaman dan memeriksa handphone warga.