Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Jenderal Idham Azis Dalam Masalah, Anak Buah Ketahuan Komnas HAM Hapus CCTV Pembunuhan Laskar FPI

Duh, Kabar Buruk, jenderal Idham Azis dalam masalah besar. Anak Buahnya ketahuan pihak Komnas HAM menghapus rekaman CCTV saat aksi terbunuhnya Laskar

Editor: Rasni
Kolase tribun timur / Rasni Gani
Jenderal Idham Azis Dalam Masalah, Anak Buah Ketahuan Komnas HAM Hapus CCTV Pembunuhan Laskar FPI 

TRIBUN-TIMUR.COM -  Duh, Kabar Buruk, Jenderal Idham Azis dalam masalah besar. Anak Buahnya ketahuan pihak Komnas HAM menghapus Rekaman CCTV saat aksi terbunuhnya Laskar FPI, enam anak buah Habib Rizieq Shihab.

Di luar dari kabar habib rizieq shihab hari ini yang menjalani sidang praperadilan karena kasus kerumunan di pernikahan anaknya Syarifah Najwa Shihab, kini kematian Laskar FPI sedang diusut pihak Komnas HAM. Ada laporan soal pelanggaran HAM

Anak buah Kapolri Jenderal Idham Azis ketahuan sempat menghapus rekaman CCTV di rest area KM 50 Jalan Tol Jakarta - Cikampek setelah momen penangkapan kepada enam anggota FPI.

Selanjutnya, pihak polisi juga diketahui meminta warga menghapus rekaman ponsel di lokasi kejadian.

Hal tersebut diungkap Komisioner HAM M Choirul Anam usai penyelidikan lebih lanjut.

Untuk diketahui, penyelidikan ini dilakukan mulai 7 Desember 2020 hingga 31 Desember 2020.

Pihak Komnas HAM periksa saksi-saksi di lapangan beberapa jam usai peristiwa itu terjadi.

Kesaksian Warga

Warga sekitar yang menjadi saksi kejadian tersebut menjelaskan bahwa pihak polisi terlihat mengeluarkan dua anggota FPI yang tewas dari dalam sebuah mobil.

Anggota FPI itu kata Choirul diduga tewas karena baku tembak dengan polisi saat berada di dalam mobil.

"Satu duduk di mobil dengan keadaan sudah tewas dan satu diturunkan ke jalan dengan satu luka tembak. Selain itu terlihat darah di jalan di depan salah satu warung depan rest area KM 50," terang Choirul dalam rilisnya di Kantor Komnas HAM Jumat (8/1/2021).

Sementara empat anggota FPI lain yang masih hidup diminta berjalan jongkok dan tiarap oleh aparat kepolisian.

Para anggota FPI itu juga diminta masuk ke dalam sebuah mobil lewat pintu samping dan belakang.

Saksi juga mendengar perintah petugas polisi yang meminta warga menghapus rekaman dan memeriksa handphone warga.

Saksi menjelaskan bahwa saat itu polisi beralasan bahwa peristiwa itu terkait narkoba dan terorisme.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved