Catatan di Kaki Langit
Memulai Kehidupan Baru di Tahun Baru 2021, Virus Corona Adalah Sahabat dan Guru ke Jalan Kebaikan
kita jadikan saja corona sebagai tempat kita belajar banyak tentang keangkuhan dan kerendahhatian.Tentang hoaks dan fakta.Tentang narsisme dan ketulus
Oleh: Qasim Mathar
Penulis adalah Cendekiawan Muslim dan Penulis Kolom Catatan di Kaki Langit Harian Tribun Timur
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Wuhan, sebuah kota di Tiongkok, pada Desember tahun 2019, penduduknya sudah tersentak dan bergumul hidup mati.
Sejenis virus baru disebut corona menyebar penyakit hingga keluar Tiongkok. Pada awal-awal tahun baru 2020, penyakit virus corona menjalar dan mewabah ke seluruh dunia. Menjadi pandemi yang masyhur disebut Covid-19 (Corona virus desease 2019).
Indonesia baru tersentak dan memulai pergumulan hidup mati dengan Covid-19 pada pertengahan Maret 2020.
Pergumulan itu hingga hari ini, awal Tahun Baru 2021, sudah setahun lebih. Covid-19 mengguncang semua sektor kehidupan.
Sektor ekonomi tak sanggup menahan laju pemutusan hubungan kerja dan pengangguran. Pandemi menggiring ekonomi negara-negara, tak terkecuali negara maju sekali pun, ke bibir, dan jatuh ke, jurang resesi.
Di sektor agama, fikhi mazhab-mazhab terkoyak-koyak. Terabaikan. Yang berinisiatif, berinovasi menciptakan fikhi corona. Fikhi di luar mazhab yang dikenal. Atau, fikhi yang disembunyikan di dalam sejarah karena fanatisme dan konservatisme. Ekonomi dan agama, murung.
Tapi, virus itu bukan tertawa. Dia hanya melakukan fungsinya sebagai yang dilekatkan Penciptanya pada dirinya.
Setahun lebih virus itu menyerang. Manusia bertahan dengan masker, cuci tangan dan jaga jarak. Tentu juga dengan doa seraya berharap vaksinasi dimulai.
Kita hidup di era seleksi alam. Yang sehat yang hidup. Yang kuat bertahan bisa hidup. Yang kalah, tak kuat... gugur! Seleksi alam. Dan, alam itu ialah virus corona.
Bersama corona kita masuk ke Tahun Baru 2021. Tahun ekonomi sekuat-kuatnya memanjat tebing jurang resesi.
Tahun agama berpikir keras untuk keluar dari konservatismenya. Tahun tradisi-tradisi kita bergeser ke tradisi-tradisi baru. Tahun tutur kita semoga lebih santun. Tahun kita bernegara bangsa Indonesia yang sebenar-benarnya.
Tunduk dan patuh kepada konstitusi dan peraturan negara. Tahun kita bersama-sama meninggalkan kesukaan berhoaks.
Tetaplah optimis. Buang semua keluhan dan semakin giatkan inisiatif dan inovasi untuk keluar dari pandemi ini dan membuka abad baru yang lebih baik bagi generasi pelanjut kita!