Tribuners Memilih
Mundur ASN, Begini Nasib Empat Calon Usai Bertarung Pilkada Serentak di Sulsel
Tiga Aparatur Sipil Negara (ASN) serta satu Aparatur Polri maju bertarung dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Sulawesi Selatan.
Penulis: Ari Maryadi | Editor: Sudirman
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR -- Tiga Aparatur Sipil Negara (ASN) serta satu Aparatur Polri maju bertarung dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Sulawesi Selatan.
Sejatinya mereka masih menjabat sebagai ASN hingga beberapa tahun ke depan.
Namun mereka memutuskan mengundurkan diri untuk bertarung memperebutkan kursi kepala daerah.
Satu berjaya, tiga diantaranya kalah meski sudah berjuang.
Mereka antara lain Irman Yasin Limpo Calon Wali Kota Makassar, Abd Rahman Bando Calon Wakil Wali Kota Makassar.
Ilham Najamuddin Calon Wakil Bupati Maros, serta Aksa Mappe Calon Wakil Bupati Barru.
Ketentuan soal kewajiban ASN mengundurkan diri dari jabatannya ini tertuang dalam Undang-undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Wali Kota.
Pasal 7 Ayat (2) huruf t menyebutkan, calon gubernur dan calon wakil gubernur, calon bupati dan calon wakil bupati, serta calon wali kota dan calon wakil wali kota harus menyatakan secara tertulis pengunduran diri sebagai TNI, Kepolisian, dan PNS atau kepala desa atau sebutan lain sejak ditetapkan sebagai pasangan calon peserta pemilihan.
Berikut empat abdi negara yang mundur untuk maju bertarung Pilkada Serentak 2020 di Sulsel.
Irman Yasin Limpo maju sebagai calon Wali Kota Makassar berpasangan Andi Zunnun Armin NH (Imun).
Pasangan berjuluk Imun diusung Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Golkar, dan Partai Amanat Nasional.
Pria yang akrab disapa None itu memutuskan menanggalkan statusnya sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN).
Padahal adik kandung Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo itu sedang berada di puncak kariernya dengan pangkat tertinggi IV/E.
Jabatan terakhirnya di Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, adalah Staf Ahli Gubernur Bidang Ekonomi, Pembangunan, dan Keuangan, Sub Bidang Ekonomi Pemprov Sulsel.
Dalam pemilihan Wali Kota Makassar 2020, pasangan Irman Yasin Limpo-Andi Zunnun NH hanya menempati posisi terakhir, dengan raihan 4,9 persen atau 25.810 suara.
Kalah jauh dibanding Moh Ramdhan Pomanto-Fatmawati Rusdi (Adama) meraih suara 41,3 persen dengan torehan 218.907 suara.
Alumni Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin (Unhas) ini memulai kariernya sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gowa pada tahun 1994.
Tahun 1998, ia kemudian hijrah ke Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel.
Kariernya cukup moncer, dengan menduduki sejumlah posisi kepala dinas.
Antara lain, Kepala Badan Promosi dan Penanaman Modal Daerah Sulsel, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulsel, Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Sulsel, dan Kepala Dinas Pendidikan Sulsel.
Ia juga pernah dipercaya sebagai Pelaksana Tugas Bupati Luwu Timur.
2. Abd Rahman Bando
Abd Rahman Bando meninggalkan statusnya sebagai aparatur sipil negara (ASN) untuk maju Pemilihan Wali Kota Makassar 2020.
Abd Rahman Bando maju sebagai calon Wakil Wali Kota Makassar, mendampingi Munafri Arifuddin.
Pasangan ini diusung Partai Demokrat, Partai Persatuan (PPP), serta Perindo.
Abd Rahman Bando meninggalkan posisinya sebagai Kepala Dinas Peternakan dan Pertanian (DP2) Kota Makassar.
Padahal masa tugasnya sebagai ASN masih tersisa kurang lebih 10 tahun.
Sayangnya pasangan Munafri Arifuddin-Abd Rahman Bando hanya menempati posisi kedua.
Pasangan berjuluk "Makassar Hebat" ini hanya meraih 34.70 persen atau 183.967 suara.
3. Andi Ilham Nadjamuddin
Andi Ilham Nadjamuddin mengundurkan diri sebagai aparatur sipil negara (ASN) untuk maju bertarung Pilkada Maros 2020.
Jabatan terakhirnya adalah Staf Ahli Bidang Sosial Hukum dan Politik Pemerintah Kabupaten Maros.
Pria yang akrab disapa AIN ini maju sebagai calon wakil bupati, mendampingi Andi Harmil Mattotorang. Mereka diusung oleh PKS dan Nasdem.
Pasangan calon nomor urut 3 Andi Harmil Mattotorang – Andi Ilham Nadjamuddin hanya menempati posisi kedua, dengan suara sebanyak 64.512.
Mereka mengungguli pasangan calon nomor urut 1 Andi tajerimin Nur – Havid S Fasha memperoleh suara sebanyak 48.308.
Namun kalah dibanding pasangan calon nomor urut 2 Chaidir Syam – Suhartina Bohari sebanyak 82.770.
4. Kompol Aksa Mappe
Maju Pilkada Barru 2020, Komisaris Polisi (Kompol) Aksa Mappe memutuskan pensiun dini dari Institusi Kepolisian.
Aska Mappa terakhir bertugas sebagai Perwira Menengah di Polda Sulsel.
Aska Mappe pernah menduduki posisi Wakapolres Kabupaten Polewali Mandar (Polman) Provinsi Sulawesi Barat.
Aska Mappe dipilih oleh Suardi Saleh sebagai calon Wakil Bupati Barru menggantikan Andi Mirza Riogi yang tersandung kasus narkotika.
Andi Mirza Riogi dinyatakan tidak memenuhi syarat (TMS) karena narkotika.
Pilkada Barru 2020 diikuti tiga pasangan calon. Suardi-Aska diusung Partai NasDem, PDIP, PKS, dan Demokrat.
Dua paslon lain, masing-masing, Mudassir Hasri Gani-Aksa Kasim yang didukung PKB dan PPP, serta Malkan Amin-Andi Salahuddin Rum.
Hasilnya Suardi Saleh-Aska Mappe keluar sebagai pemenang. Mereka mengumpulkan total 48.934 suara.
Perolehan suara mereka unggul 12,1 persen atas pesaing terdekat, Malkan Amin-Andi Salahuddin Rum.
Malkan yang meninggal di hari pemungutan suara 9 Desember, bersama pasangannya, mengumpulkan total 36.107 suara atau 34,1 persen.
Paslon posisi terakhir, Mudassir-Aksa meraih total 20.931 suara atau dengan perolehan 19,8 persen.
Laporan Kontributor TribunMakassar.com @bungari95