Mal Hingga Warkop Buka Sampai 7 Malam, Efektif Turunkan Angka Covid-19?

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR -Pejabat (Pj) Wali Kota Makassar, Rudy Djamaluddin mengeluarkan Surat Edaran (SE), terkait pembatasan pergerakan usaha dan orang selama libur Natal dan Tahun Baru, tertanggal (21/12/2020).

Melalui SE tersebut, Rudy memberlakukan jam malam untuk operasional mal, kafe, restoran, rumah makan dan warkop yang hanya diizinkan buka dari pukul 07.00-19.00 Wita, sejak (24/12/2020) hingga (3/1/2021).

Apakah kebijakan atau intervensi tersebut dapat menurunkan penambahan pasien Covid-19 di ibu kota Sulawesi Selatan itu?

Ketua Tim Konsultan Satgas Penanganan Covid-19 Sulsel, Prof Ridwan Amiruddin angkat bicara.

Menurutnya, pembatasan jam operasional pada prinsipnya adalah trigger atau pelatuk.

"Sebagai trigger untuk pembatasan interaksi sosial," kata Ridwan via pesan WhatsApp, Minggu (27/12/2020).

Lalu kapan efek dari interbensi itu dirasakan?

"Efektifitasnya, nanti dilihat setelah  beberapa pekan ke depan," jelas ahli epidemologi FKM Unhas itu.

Ia menegaskan, apa yang dilakukan oleh Pj Wali Kota melalui surat edaran itu buah dari respon instruksi Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah.

"Tidak lain untuk mengurangi aktifitas sosial diakhir tahun," katanya.

Seperti diketahui, melalui akun Twitter Diskonfimo Makassar @diskominfoMKS hingga Jumat (25/12/2020) lalu.

Total pasien terkonfirmasi di Makassar sekitar 14.360 pasien, atau 50,71 persen dari total pasien terkonfirmasi di Sulsel sekitar 28.316 pasien.(tribun-timur.com)

Laporan Wartawan Tribun-Timur.com, @fadhlymuhammad