HUT ke 23 KSEI
Dukung Geliat Pasar Modal di Tengah Pandemi, KSEI Beri Insentif Layanan Jasa
Untuk mendukung industri pasar modal Indonesia, KSEI bersama dengan BEI dan KPEI memberikan insentif atas layanan jasa ke pelaku industri.
Penulis: Rudi Salam | Editor: Hasriyani Latif
Pengembangan platform digital lainnya juga direalisasikan KSEI melalui pengembangan eASY.KSEI sebagai platform e-Proxy sejak April 2020.
Direktur KSEI, Syafruddin menyampaikan bahwa sepanjang tahun 2020, eASY.KSEI telah memberikan kemudahan bagi para pihak yang terlibat pada penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
Diantaranya Emiten, Biro Administrasi Efek, Partisipan KSEI, sampai dengan Investor.
“eASY.KSEI telah digunakan oleh 642 Emiten dimana dari jumlah tersebut, 633 Emiten telah berhasil menggunakan eASY.KSEI untuk penyelenggaraan RUPS. eASY.KSEI telah mendukung penyelenggaraan total 979 RUPS, baik RUPS-Tahunan maupun RUPS-Luar Biasa dengan total 12.134 investor yang menghadiri RUPS," paparnya.
"Dari jumlah kehadiran tersebut, 76% di antaranya (9.209 investor diantaranya hadir melalui kuasa elektronik yang disampaikan melalui eASY.KSEI sebesar 76%,” ungkapnya.
Dalam waktu dekat, platform eASY.KSEI juga akan dilengkapi dengan fasilitas e-Voting, yang memungkinkan investor pasar modal untuk dapat melakukan voting secara elektronik serta menyaksikan jalannya RUPS melalui fasilitas live streaming pada eASY.KSEI.
Dukungan infrastruktur digital yang disediakan KSEI untuk pasar modal Indonesia dalam rangka mendukung peningkatan jumlah investor.
Hal ini terlihat dari data demografi investor yang semakin didominasi oleh investor milenial dengan jumlah total 73,83% investor berusia di bawah 30 tahun sampai dengan 40 tahun.
Sementara itu, Direktur KSEI Supranoto Prajogo menyampaikan bahwa berdasarkan data yang tercatat di KSEI per 30 November 2020, investor pasar modal didominasi oleh 61,11% laki-laki, 50,24% usia di bawah 30 tahun.
53,69% pegawai swasta, 44,09% lulusan sarjana, 58,16% berpenghasilan 10-100 juta/tahun dan 72,12% berdomisili di Pulau Jawa.
Supranoto juga mengatakan, 52,09% SID melakukan pembukaan rekening melalui Selling Agent Fintech (Financial Technology).
Sehingga, platform digital memang menjadi sarana yang banyak dimanfaatkan oleh investor untuk berinvestasi pasar modal.(*)