Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Apa Itu Anosmia? Gejala Paling Umum yang Dirasakan Pasien Covid-19, Ternyata Bukan Batuk Kering

Gejala Covid-19 paling umum dirasakan pasien ternyata bukan batuk kering, melainkan anosmia.

Penulis: Nur Fajriani R | Editor: Anita Kusuma Wardana
istimewa
Apa Itu Anosmia? Gejala Paling Umum yang Dirasakan Pasien Covid-19 

TRIBUNTIMURWIK.COM - Gejala Covid-19 paling umum ternyata bukan batuk kering, melainkan anosmia.

Anosmia baru-baru ini menjadi trending di media sosial.

Banyak masyarakat penasaran, apa itu anosmia yang dikenal sebagai gejala paling umum Covid-19.

Menurut data terbaru yang dihimpun oleh para peneliti di Office for National Statistics (ONS), gejala paling umum dari Covid-19 adalah anosmia atau kehilangan indera penciuman, bukan batuk kering.

Namun, bagaimana Covid-19 menyebabkan anosmia?

Misteri ini rupanya sudah pernah dikuak oleh para peneliti neurosains di Harvard Medical School.

Dalam laporan yang dipublikasikan di Science Advances, 24 Juli 2020, tim peneliti menemukan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 ternyata tidak secara langsung menyerang neuron indera penciuman, melainkan sel-sel pendukungnya.

Pasalnya, gen yang menkode protein reseptor ACE2, protein yang digunakan virus corona untuk masuk ke sel manusia, tidak ada pada neuron yang berfungsi untuk mendeteksi dan mengirimkan bau ke otak.

Sebaliknya, ACE2 diekspresikan oleh sel-sel yang memberikan dukungan metabolik dan struktural atau sel sustentakuler di jaringan epitel neuron indera penciuman.

Alhasil, ketika sel-sel pendukung ini kehilangan fungsinya, terjadi perubahan pada neuron indera penciuman.

Penulis studi senior Sandeep Robert Datta mengatakan, kami tidak tahu dengan pasti perubahan apakah itu.

"(Sebab) sel-sel sustentakuler selama ini diabaikan, dan tampaknya kita perlu lebih perhatian terhadapnya seperti kita kini semakin mengapresiasi peran kritis sel glial di otak," ujarnya.

Kabar baiknya, menurut Datta, temuan ini juga menunjukkan bahwa anosmia pada Covid-19 hanya sementara.

Pasalnya, infeksi Covid-19 tidak merusak neuron indera penciuman.

"Begitu infeksinya (Covid-19) hilang, neuron indera penciuman tidak tampak perlu diganti atau dibangun ulang," ujar Datta.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved