Jelang Pencoblosan, DKPP Datang Lagi ke Makassar, Didik: Zona Bahaya
Didik mengatakan, Pemilihan Wali Kota Makassar tidak hanya menarik perhatian di Sulsel tapi luar Sulsel juga.
Penulis: Muhammad Fadhly Ali | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu Republik Indonesia (DKPP RI) kembali menggelar Ngobrol Etika Penyelenggara Pemilu dan Media (Ngetren Media) di Hotel Four Points by Sheraton Jl Andi Djemma Makassar, Senin (16/11/2020).
Hadir, anggota DKPP RI Didik Supriyanto dan Tim Pengawas Daerah (TPD) Sulsel Prof Ma’ruf Hafdz.
Didik mengatakan, Pemilihan Wali Kota Makassar tidak hanya menarik perhatian di Sulsel tapi luar Sulsel juga.
"Bayangkan kotak kosong menang di Pilwali Makassar 2 tahun lalu. Ini tidak hanya jadi yang pertama di Indonesia bahkan dunia," ujarnya.
Selain itu, lanjut Didit, belum lama ini debat kandidat digelar di Jakarta.
"Memang Makassar selaku masuk zona bahaya Pilkada. Di luar saja (Jakarta) ada insiden penusukan salah satu paslon," ujarnya.
Tak ayal, DKPP memberi pengawasan sendiri terkait penyelenggaraan Pilwali di Makassar.
"Makassar harus banyak belajar dengan di Surabaya, Semarang, Palembang dan Medan. Makassar harus mencuat Wali Kota hebat. 10 tahun tidak ada Wali kota Makassar yang dikenang," ujarnya.
"Kenapa kota besar bagus? Karena wali kotanya hebat. Saya fokus di 2 kota, Surabaya dan Semarang. Seperti di Semarang memang tidak tegas wali kotanya, tapi karena rajin dan mau mendengar jadi bagus," jelasnya.