Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tim Dosen UMI Sosialisasi Program PkM di Puskesmas Samata Gowa

Tim Dosen PkM UMI terdiri dari Dedy Atmajaya sebagai Ketua Tim, Wa Ode Sri Asnaniar dan Asman Haris sebagai anggota tim.

Penulis: Fahrizal Syam | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUN TIMUR/FAHRIZAL
Tim Dosen Universitas Muslim Indonesia (UMI) melakukan sosialiasi program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) di Puskesmas Samata, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Tim Dosen Universitas Muslim Indonesia (UMI) melakukan sosialiasi program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) di Puskesmas Samata, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.

Tim Dosen PkM UMI terdiri dari Dedy Atmajaya sebagai Ketua Tim, Wa Ode Sri Asnaniar dan Asman Haris sebagai anggota tim.

Mereka melaksanakan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Skema PkM Lektor Dosen Internal UMI. 

Program sosialiasi ini dilaksanakan tetap memperhatikan protokol kesehatan yang sesuai dengan prosedur Covid-19.

Dedy menyebutkan, dari data penderita Diabetes Mellitus (DM) di Puskesmas Samata cukuplah tinggi.

Tapi penderita yang rutin melakukan pemeriksaan secara aktif ke puskesmas sangatlah minim, hanya sekitar 20%-30% dari total pasien dengan faskes di Puskesmas Samata. 

"Mereka yang rutin memeriksakan diri di Puskesmas Samata masih rendah," kata Dedy dalam rilisnya, Senin (9/11/2020)

Ia menyebutkan, tujuan program ini adalah untuk memberikan solusi atau alternatif pengecekan gula darah melalui metode non-invasive.

"Kami mengembangkan suatu alat  berbasis mikrokontroller yang dapat memberikan informasi kadar gula darah pasien tanpa melalui metode invasive," imbuhnya.

Dedy menjelaskan, dengan alat ini pasien cukup meletakkan ujung jarinya pada alat yang dikembangkan, kemudian akan muncul informasi kadar gula darah pasien pada layar LCD-nya.

Sehingga diharapkan para pasien akan lebih aktif melakukan pengecekan kadar gula darah ke puskesmas tanpa khawatir dilakukan pengambilan darah (invasive).

Sementara itu, perwakilan dari  Puskesmas Samata Gowa, mengatakan pengembangan metode non-invasive sangat baik dikembangkan sebagai alternatif screening informasi awal untuk mengecek kadar gula darah pasien/masyarakat.

Namun hasil akuratnya memang saat ini metode invasivelah yang paling akurat. 

Dedy pun mengaku setuju dengan pernyataan tersebut, namun diharapkan metode non-invasive ini dapat digunakan sebagai informasi awal kadar gula darah pasien atau masyarakat.  

Sehingga mereka dapat lebih mudah memperoleh informasi awal terkait kadar gula darah dalam tubuhnya. 

"Saat ini akurasi metode non-invasive yang dikembangkan tidak lebih dari 5% dan tingkat akurasi ini terus ditekan dengan melakukan serangkaian ujicoba dan tes dengan bermacam-macam variasi sampel," sebutnya. 

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved