Ekonomi Sulsel
Minus 1,08%, NA Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Sulsel Positif di Triwulan IV
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada kuartal III-2020 minus 3,49 persen year on year.
Penulis: Muhammad Fadhly Ali | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada kuartal III-2020 minus 3,49 persen year on year.
Sehingga Indonesia secara resmi masuk dalam resesi. Ekonomi Indonesia pada kuartal II 2020 juga terkontraksi.
Secara kuartal, ekonomi Indonesia tumbuh 5,05 persen, secara kumulatif masih tekontraksi 2,03 persen. Namun lebih baik daripada kuartal II yang rmterkontraksi di angka 5,32 persen.
Beberapa dampak yang mungkin terjadi setelah Indonesia masuk resesi diantaranya akan terjadi penurunan pendapatan kelompok menengah bawah secara signifikan.
Bagaimana dengan Sulawesi Selatan? Pertumbuhan ekonomi q-to-q, triwulan III terhadap triwulan II itu tumbuh 8,18 persen.
Jika dibandingkan angka nasional 5,05 persen, maka percepatan pemulihan ekonomi di Sulsel triwulan III lebih cepat dibandingkan rerata nasional.
Meski demikian, pertumbuhan Triwulan III secara tahunan Sulsel masih minus 1,08 persen.
Angka itu lebih baik dari Triwulan II 2020 di angka minus 3,86 persen. Namun jauh merosot dibandingkan Triwulan III 2019 di angka 7,19 persen.
Mometum tersebut dijadikan NA optimisme untuk tumbuh di triwulan ke IV yang sedang berlangsung.
Gubernur Nurdin Abdullah percaya, Sulsel dapat melewati masa resesi ini, bahkan bisa memberikan kontribusi pertumbuhan ekonomi yang positif bagi Indonesia.
Menurutnya, meski resesi, pemulihan ekonomi dan perekonomian sudah mulai terlihat.
"Saya sampaikan berkali-kali bahwa Sulsel itu dari krisis ke krisis Sulsel punya daya tahan tersendiri. Kenapa, karena kita di sektor pangan," ujarnya via rilis Pemprov, Kamis (5/11/2020).
"Oleh karena itu saya ingatkan pada kita semua. Sulsel ini harus memberikan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional," jelas NA.
Ia optimis bisa melalui hal tersebut, berkaca dari berbagai pengalaman krisis di masa lalu dengan kekuatan yang dimiliki di sektor pertanian.
"Saya kira kita tidak usah pesimis, kita optimis, bukan hanya Sulsel dan Indonesia. Semua negara mengalami kontraksi yang cukup kuat, makanya kita bersyukur sebagai negara agraris," katanya.
"Karena tidak ada satupun manusia di dunia yang menunda makan," tambahnya.(*)
Laporan Wartawan tribun-timur.com, @fadhlymuhammad