Ramai Boikot Produk Perancis, Aqua dan SGM Ternyata Asalnya dari Sana, Tapi Diproduksi di Indonesia
Di Indonesia, terdapat berbagai macam produk yang berasal dari negara di bawah kepemimpinan Emmanuel Macron itu, salah satunya produk minuman kemasan
"Peluang selalu ada. Tanpa adanya gerakan boikot pun peluang Itu ada. Tapi produk-produk kita tidak banyak yang bisa menjadi substitusi produknya Perancis. Oleh karena itu kita tidak punya banyak peluang untuk memanfaatkan gerakan boikot terhadap produk Prancis," kata Piter seperti dikutip Jumat (30/10/2020).
Menurut dia, seharusnya Indonesia sudah memanfaatkan peluang pasar produk-produk halal jauh sebelum terjadinya boikot terhadap produk Prancis saat ini.
"Boikot ini saya perkirakan tidak akan berlangsung lama. Kita tidak bisa memanfaatkan waktu yang sangat pendek karena kita tidak siap," ujar dia.
Dalam hematnya, Piter menilai Indonesia sebenarnya belum punya label kuat di pasar syariah global.
Selama ini Pemerintah RI lebih banyak berfokus pada ekspor produk-produk pertanian, semisal minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO).
"Produk kita yang berbasis syariah yang mana yang sudah punya pasar global? Saya belum punya daftarnya. Kita bertahun-tahun mengandalkan produk komoditas seperti CPO," kata Piter.
Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia - Wakil Ketua MUI Muhyidin Junaidi meminta masyarakat untuk tidak mudah terprovokasi dengan ajakan untuk memboikot produk Perancis.
Seruan itu sebelumnya muncul di sejumlah negara-negara di Timur Tengah seperti Qatar, Arab Saudi, Kuwait, dan Uni Emirat Arab (UEA), menyusul pernyataan Presiden Perancis Emmanuel Macron soal Islam.
“Kepada masyarakat, umat Islam dan bangsa Indonesia yang ingin menyampaikan aspirasi penolakan silahkan, tapi dengan tertib, tidak boleh merusak dan harus mengikuti aturan main,” kata Muhyidin, Kamis (29/10/2020), seperti dilansir dari Antara.
Di negara-negara tersebut, ia menambahkan, sejumlah produk asal produsen Perancis ditarik peredarannya dari sejumlah supermarket.
Ia meyakini, Pemerintah Indonesia telah mengambil langkah-langkah diplomatis untuk merespon pernyataan Macron.
Tujuannya agar tidak merugikan hubungan bilateral Indonesia-Perancis ke depan.
Meski demikian, Muhyidin menyesalkan pernyataan Macron.
Pasalnya, tidak semestinya seorang kepala negara mengeluarkan pernyataan yang berpotensi memecah belah persatuan.
“Harusnya Presiden Macron sadar bahwa dia hidup bersama-sama dengan umat Islam Ini membuat kondisinya tambah kacau dan panas,” ungkapnya.
Sementara itu Direktur Jaringan Moderasi Indonesia Islah Bahrawi berharap, agar umat Islam dapat menganalisa terlebih dulu pernyataan yang disampaikan Macron sebelum menyampaikan pendapat maupun bersikap lebih jauh.
“Reaksi umat Islam seringkali terjadi karena latah. Ketika sebuah isu meletup dan bergesekan dengan agama, semua orang kadang segera menutup mata, tanpa menganalisa kejadian sebenarnya. Inilah mengapa militansi umat Islam seringkali dijadikan alat bentur untuk pertempuran orang lain,” kata Islah.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Ada Seruan Boikot Produk Perancis, Danone: Aqua dan SGM Dikembangkan dan Diproduksi di Indonesia