Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Ramai Boikot Produk Perancis, Aqua dan SGM Ternyata Asalnya dari Sana, Tapi Diproduksi di Indonesia

Di Indonesia, terdapat berbagai macam produk yang berasal dari negara di bawah kepemimpinan Emmanuel Macron itu, salah satunya produk minuman kemasan

Editor: Waode Nurmin
Dokumentasi Aqua
Ilustrasi. Pekerja di pabrik Aqua. Terkait seruan boikot produk Perancis, wakil perusahaan menyebutkan produk Danone, Aqua dan SGM diproduksi di Indonesia. 

TRIBUN-TIMUR.COM  - Pernyataan Presiden Perancis Emmanuel Macron tentang Nabi Muhammad SAW membuat umat muslim terluka.

Lalu muncul ajakan untuk boikot produk asal Perancis.

Produk Perancis apa saja yang diboikot yang masuk ke Indonesia ?

Berikut ini daftar produk Prancis yang diboikot di sejumlah negara:

Baca juga: Fakta Anak Moge Pengeroyok Prajurit TNI, Dulu Tak Punya Moge Rajin Sedekah Undang Ustaz, Sekarang

1. Produk Kecantikan

Prancis terkenal dengan sejumlah produk kecantikan premiumnya. Akibat pernyataan Macron tentang Islam, sejumlah brand kecantikan asal Prancis, seperti L’Oreal, Garnier, Lancome, dan Yves Rocher beberapa waktu lalu sudah tidak dapat ditemukan di pusat perbelanjaan di Kuwait.

Di Yordania, display produk L’Oreal kini telah ditutupi kain lengkap dengan keterangan singkat yang berbunyi “Sebagai solidaritas dengan Nabi Muhammad SAW, semua produk Prancis telah diboikot."

2. Supermarket

Selain produk kecantikan, jaringan supermarket asal Prancis, Carrefour juga menjadi sasaran aksi boikot di sejumlah negara Timur Tengah, seperti Arab Saudi.

Di negara tersebut, kampanye bagi konsumen untuk menjauh dari toko Carrefour sedang tren di media sosial.

Selain Arab Saudi, Carrefour juga masuk kedalam salah satu brand asal Prancis yang diboikot di Turki.

3. Produk Otomotif

Perusahaan produsen mobil Peugeot dan Renault juga terkena imbas aksi boikot produk Prancis di Turki. Padahal, Renault sendiri masuk dalam daftar mobil terlaris di negara tersebut.

Turki bahkan menjadi pasar terbesar kedelapan Renault dengan 49 ribu kendaraan yang terjual di semester pertama tahun ini.

Apalagi Renault memiliki pusat produksi besar di Turki dengan kapasitas produksi tahunan yang hampir mencapai 400 ribu mobil.

Baca juga: Klarifikasi Presiden Prancis Macron dalam Bahasa Arab: Saya Melihat Banyak Kebohongan Beredar

Baca juga: Siapa Sosok Anak Buah Kapolri Idham Azis Berani Pacari Anak Gadisnya? Firda Azis si Calon Dokter

4. Produk Makanan

Kementerian luar negeri Prancis mengatakan telah ada seruan untuk memboikot Produk makanan asal Prancis, seperti Kiri, President, La Vache Qui Rit, dan Kraft, di beberapa negara Timur Tengah.

Di Qatar, perusahaan Wajbah Dairy mengumumkan untuk memboikot produk Prancis sampai pemberitahuan lebih lanjut.

Di Kuwait, dewan direksi Al-Naeem Cooperative Society juga memutuskan untuk menarik semua produk Prancis dari supermarket di negara tersebut.

5. Produk Fashion

Brand fashion house mewah asal Prancis juga terkena imbas pernyataan Macron tentang Islam.

Brand seperti Cartier, Louis Vuitton, Chanel, Yves Saint Laurent, dan Dior juga termasuk daftar #boycottfranceproducts yang ramai diserukan di media sosial saat ini.

Beberapa pihak meyakini brand-brand mewah seperti ini juga mungkin akan mengalami dampak negatif jika sebagian besar ekspor mereka ke negara-negara mayoritas Muslim terhambat.

Itu dia daftar produk Prancis yang diboikot akibat pernyataan Presiden Prancis, Emmanuel Macron.

Di Indonesia, terdapat berbagai macam produk yang berasal dari negara di bawah kepemimpinan Emmanuel Macron itu, salah satunya produk minuman kemasan Aqua keluaran Danone.

Sebagaimana diketahui, Danone merupakan perusahaan produsen makanan multinasional yang bermarkas di Paris, Perancis.

tribunnews
Aqua merupakan produk dalam negeri 

Namun demikian, Corporate Communications Director Danone Indonesia, Arif Mujahidin, mengatakan, beberapa produk yang dijual di Indonesia saat ini, seperti Aqua dan SGM, murni hasil pengembangan dalam negeri.

"Produk-produk kami seperti SGM dan Aqua, adalah produk-produk yang dikembangkan dan diproduksi di Indonesia oleh tenaga kerja Indonesia untuk konsumen Indonesia," kata Arif dalam keterangan tertulis, Senin (2/11/2020).

Lebih lanjut, Arif menyebutkan, Aqua telah hadir di Indonesia sejak 1973.

Bahkan, SGM telah muncul lebih lama dari itu, yakni pada 1965.

"Perusahaan kami tidak memiliki afiliasi politik dan hal-hal di luar bisnis kami," ujarnya.

Arif pun menyambut baik langkah pemerintah yang tidak turut serta memboikot produk-produk Perancis, seperti negara lain.

"Kami akan tetap melanjutkan komitmen kami untuk melayani kebutuhan nutrisi dan hidrasi sehat melalui jutaan pedagang yang menjual produk kami di Indonesia dan disiapkan oleh hampir dari 15.000 karyawan kami di seluruh Indonesia," ucapnya.

Sebelumnya diberitakan, MUI mengeluarkan imbauan kepada umat Islam Indonesia untuk memboikot segala produk asal negara Perancis.

Selain aksi boikot, MUI juga meminta Presiden Perancis Emmanuel Macron mencabut ucapannya dan meminta maaf kepada umat Islam sedunia.

Sebelumnya, Presiden Macron beberapa waktu lalu mengomentari pembunuhan terhadap seorang guru di luar Kota Paris yang menunjukkan kartun Nabi Muhammad pada murid-muridnya di kelas.

Menurut Macron aksi pembunuhan ini merupakan serangan terhadap kebebasan berbicara sehingga pihaknya menyebut akan melawan "separatisme Islam" yang ada.

Pernyataannya ini memicu reaksi negatif dari berbagai pihak di dunia, khususnya negara-negara yang dihuni oleh penduduk Muslim, seperti Indonesia, Malaysia, Turki, Kuwait, dan lain sebagainya.

Seruan boikot MUI dilayangkan melalui surat pernyataan Nomor: Kep-1823/DP-MUI/X/2020 tertanggal 30 Oktober 2020.

"MUI menyatakan sikap dan mengimbau kepada ummat Islam Indonesia dan dunia untuk memboikot semua produk yang berasal dari negara Perancis," bunyi salah satu pernyataan dalam surat yang ditandatangani Wakil Ketua Umum MUI, Muhyiddin Junaidi dan Sekjen MUI Anwar Abbas itu.

Apakah berpengaruh?

Pengamat ekonomi sekaligus Dosen Perbanas Institute, Piter Abdullah memastikan gerakan boikot produk Perancis tidak berpengaruh banyak kepada Indonesia, baik dari sisi investasi maupun ekspor impor.

Sebab, produk-produk Indonesia sendiri tidak banyak yang bisa menjadi substitusi produk Prancis.

Alasannya, produk asal Indonesia belum tepat untuk dijadikan pengganti barang-barang Perancis yang kerap digunakan sebagai gaya hidup.

Seperti tas Hermes yang kedapatan digemari oleh istri Erdogan, Emine Erdogan.

"Peluang selalu ada. Tanpa adanya gerakan boikot pun peluang Itu ada. Tapi produk-produk kita tidak banyak yang bisa menjadi substitusi produknya Perancis. Oleh karena itu kita tidak punya banyak peluang untuk memanfaatkan gerakan boikot terhadap produk Prancis," kata Piter seperti dikutip Jumat (30/10/2020).

Menurut dia, seharusnya Indonesia sudah memanfaatkan peluang pasar produk-produk halal jauh sebelum terjadinya boikot terhadap produk Prancis saat ini.

"Boikot ini saya perkirakan tidak akan berlangsung lama. Kita tidak bisa memanfaatkan waktu yang sangat pendek karena kita tidak siap," ujar dia.

Dalam hematnya, Piter menilai Indonesia sebenarnya belum punya label kuat di pasar syariah global.

Selama ini Pemerintah RI lebih banyak berfokus pada ekspor produk-produk pertanian, semisal minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO).

"Produk kita yang berbasis syariah yang mana yang sudah punya pasar global? Saya belum punya daftarnya. Kita bertahun-tahun mengandalkan produk komoditas seperti CPO," kata Piter.

Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia - Wakil Ketua MUI Muhyidin Junaidi meminta masyarakat untuk tidak mudah terprovokasi dengan ajakan untuk memboikot produk Perancis.

Seruan itu sebelumnya muncul di sejumlah negara-negara di Timur Tengah seperti Qatar, Arab Saudi, Kuwait, dan Uni Emirat Arab (UEA), menyusul pernyataan Presiden Perancis Emmanuel Macron soal Islam.

“Kepada masyarakat, umat Islam dan bangsa Indonesia yang ingin menyampaikan aspirasi penolakan silahkan, tapi dengan tertib, tidak boleh merusak dan harus mengikuti aturan main,” kata Muhyidin, Kamis (29/10/2020), seperti dilansir dari Antara.

Di negara-negara tersebut, ia menambahkan, sejumlah produk asal produsen Perancis ditarik peredarannya dari sejumlah supermarket.

Ia meyakini, Pemerintah Indonesia telah mengambil langkah-langkah diplomatis untuk merespon pernyataan Macron.

Tujuannya agar tidak merugikan hubungan bilateral Indonesia-Perancis ke depan.

Meski demikian, Muhyidin menyesalkan pernyataan Macron.

Pasalnya, tidak semestinya seorang kepala negara mengeluarkan pernyataan yang berpotensi memecah belah persatuan.

“Harusnya Presiden Macron sadar bahwa dia hidup bersama-sama dengan umat Islam Ini membuat kondisinya tambah kacau dan panas,” ungkapnya.

Sementara itu Direktur Jaringan Moderasi Indonesia Islah Bahrawi berharap, agar umat Islam dapat menganalisa terlebih dulu pernyataan yang disampaikan Macron sebelum menyampaikan pendapat maupun bersikap lebih jauh.

“Reaksi umat Islam seringkali terjadi karena latah. Ketika sebuah isu meletup dan bergesekan dengan agama, semua orang kadang segera menutup mata, tanpa menganalisa kejadian sebenarnya. Inilah mengapa militansi umat Islam seringkali dijadikan alat bentur untuk pertempuran orang lain,” kata Islah.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Ada Seruan Boikot Produk Perancis, Danone: Aqua dan SGM Dikembangkan dan Diproduksi di Indonesia


Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved