Ini Produk Prancis Ramai Seruan Diboikot Imbas Penghinaan Nabi Muhammad, Banyak Dijual di Indonesia
“Akibatnya, seruan untuk boikot tidak ada gunanya dan harus segera dihentikan, seperti semua serangan terhadap negara kita, yang dilakukan oleh minoritas radikal.”
PALESTINA- Anggota Jihad Islam Palestina memegang slogan-slogan menentang Presiden Prancis Emmanuel Macron di Rafah, di Jalur Gaza selatan, pada 26 Oktober 2020. Seruan untuk memboikot barang-barang Prancis berkembang di dunia Arab dan sekitarnya, setelah Presiden Emmanuel Macron mengkritik kaum Islamis dan sekitarnya. bersumpah untuk tidak "melepaskan kartun" yang menggambarkan Nabi Muhammad. Komentar Macron muncul sebagai tanggapan atas pemenggalan kepala seorang guru, Samuel Paty, di luar sekolahnya di pinggiran kota di luar Paris awal bulan ini, setelah dia menunjukkan kartun Nabi Muhammad SAW selama kelas yang dia pimpin tentang kebebasan berbicara. (SAID KHATIB / AFP) (SAID KHATIB / AFP)
Pernyataan itu menambahkan:
“Para menteri dan seluruh jaringan diplomatik kami sepenuhnya dimobilisasi untuk mengingatkan dan menjelaskan kepada mitra kami posisi Prancis, terutama yang berkaitan dengan kebebasan fundamental dan penolakan kebencian, untuk menyerukan kepada otoritas negara terkait untuk memisahkan diri dari setiap seruan untuk boikot atau serangan apa pun terhadap negara kita, untuk mendukung perusahaan kita dan untuk memastikan keselamatan rekan kita di luar negeri.”
Pada hari Minggu, setelah protes di mana foto Macron dibakar dan Erdogan menyarankan agar Macron segera memeriksakan kesehatan mentalnya, Macron mengeluarkan pernyataan melalui Twitter.
IRAK- Para pengunjuk rasa Irak membawa poster selama demonstrasi menentang Presiden Prancis Emmanuel Macron di depan kedutaan besar Prancis di Baghdad pada 26 Oktober 2020. Seruan untuk memboikot barang-barang Prancis berkembang di dunia Arab dan sekitarnya, setelah Presiden Emmanuel Macron mengkritik kaum Islamis dan bersumpah tidak untuk "melepaskan kartun" yang menggambarkan Nabi Muhammad SAW. Komentar Macron muncul sebagai tanggapan atas pemenggalan kepala seorang guru, Samuel Paty, di luar sekolahnya di pinggiran kota di luar Paris awal bulan ini, setelah dia menunjukkan kartun Nabi Muhammad SAW selama kelas yang dia pimpin tentang kebebasan berbicara. (AHMAD AL-RUBAYE / AFP) (AHMAD AL-RUBAYE / AFP)
“Sejarah kami adalah salah satu pertempuran melawan tirani dan fanatakisme. Kami akan melanjutkan.”
Macron mentweet dalam tiga bahasa, Prancis, Inggris dan Arab.
“Kami menghormati semua perbedaan dalam semangat perdamaian. Kami tidak akan pernah menerima perkataan yang mendorong kebencian dan kami membela perdebatan yang masuk akal."
SURIAH- Pengunjuk rasa menunjukkan isyarat kemenangan saat mereka berpose untuk gambar di sebelah tanda yang mengutuk Presiden Prancis Emmanuel Macron, dan menggambarkannya dengan moncong babi, untuk komentarnya atas kartun Nabi Muhammad di kota barat laut Idlib yang dikuasai pemberontak Suriah pada 25 Oktober 2020. (OMAR HAJ KADOUR / AFP)
"Kita akan lanjutkan. Kami selalu berpihak pada martabat manusia dan nilai-nilai universal. ” tulis Macron di Twitter.
Sejak awal, saat baru kali pertama muncul karikatur penghinaan Nabi Muhammad SAW di majalah terbitan Prancis,Charlie Hebdo, tahun 2015 silam, Turki, Iran, Yordania, Kuwait, dan nyaris seluruh negara berpenduduk mayoritas Muslim sudah melancarkan protes.
Karikatur penghinaan itu juga memicu serangan teroris terhadap surat kabar satir pada tahun 2015 yang menewaskan 12 orang.
LIBYA- Demonstran membakar gambar yang menggambarkan Presiden Prancis Emmanuel Macron dengan jejak kaki di wajahnya, dan satu lagi Macron mengawal seorang wanita dengan kepala orang kuat Libya timur Khalifa Haftar, selama unjuk rasa memprotes komentar Macron atas kartun Nabi Muhammad SAW, di Alun-alun Martir di Tripoli, ibu kota Libya pada 25 Oktober 2020. (Mahmud TURKIA / AFP)
Namun, bukannya melarang hal-hal yang bisa membuat umat Islam marah karena agamanya dihina, -menggambarkan sosok Nabi Muhammad SAW adalah perbuatan terlarang dalam Islam, apalagi menggambar dengan tujuan menghina-, Macron justru menjamin bahwa penghinaan seperti itu dia jamin akan terus berlanjut, atas nama "kebebasan berekspresi'.
ISRAEL- Seorang demonstran Muslim Arab Israel, menggendong seorang anak dan mengenakan topeng karena pandemi virus corona COVID-19, memegang tanda selama unjuk rasa memprotes komentar Presiden Prancis Emmanuel Macron atas kartun Nabi Muhammad SAW, di kota Arab Umm- Al Fahem di Israel Utara pada 25 Oktober 2020. (Ahmad GHARABLI / AFP)
Macron justru mempersoalkan reaksi umat Islam dan bukannya mempersoalkan sumber awal penyebab masalah sensitif yang berkepanjangan di Prancis tersebut.
Malah, pekan kemarin, Macron kembali mengeluarkan pernyataan kontroversial yang menuding Islam sebagai "agama yang mengalami krisis di seluruh dunia saat ini."
Organisasi Kerjasama Islam juga mengecam saran dari pemimpin Prancis yang berisiko merusak hubungan Prancis-Muslim.
Di satu sisi, ia mengutuk semua tindakan teror atas nama agama, namun, publikasi lanjutan kartun penghujatan Nabi Muhammad SAW Macron jamin tetap berlanjut.
TURKI- Seorang pria memegang gambar Macron dengan cetakan sepatu di atasnya ketika para pengunjuk rasa Turki meneriakkan slogan-slogan menentang Prancis selama demonstrasi menentang komentar Presiden Prancis atas kartun Nabi Muhammad SAW, di Istanbul, pada 25 Oktober 2020. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada 25 Oktober 2020 memperbarui seruannya kepada timpalannya dari Prancis Emmanuel Macron untuk menjalani pemeriksaan mental, sehari setelah komentarnya mendorong Paris untuk menarik kembali utusannya ke Ankara. Komentar Macron, pada 21 Oktober 2020, muncul sebagai tanggapan atas pemenggalan seorang guru, Samuel Paty, di luar sekolahnya di pinggiran kota di luar Paris awal bulan ini, setelah dia menunjukkan kartun Nabi Muhammad SAW selama kelas yang dia pimpin. (Yasin AKGUL / AFP)
Umat Muslim juga marah dengan komentar Macron awal bulan ini bahwa Islam adalah "agama yang mengalami krisis di seluruh dunia saat ini".