Satu Keluarga Dibacok
RS Ibnu Sina: Korban Pembacokan Jl Barawaja Telah Ditangani Sesuai Prosedur,Tapi Dokter Juga Manusia
Salma dan Selfi sudah ditangani dirujuk ke RS Dadi juga berdasarkan petunjuk Dokter RS Ibnu Sina yang lagi tugas di RS Dadi.
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Pengelola RS Ibnu Sina Makassar menjelaskan kronologis tindakan medis yang telah dilakukan terhadap korban pembacokan di Jl Barawaja, Makassar, Jumat (23/10/20) malam.
Kendati dua dari tiga korban pembacokan tersebut dinyatakan reaktif Covid-19 berdasar hasil raoid test, RS Ibnu Sina tetap melakukan tindakan medis sesuai prosedur.
“Jadi tidak benar kami tidak melakukan tindakan sesuai prosedur. Dua pasien itu kami perlakukan sesuai prosedur. Memang keduanya tidak bisa segera dirujuk, bukan karena Covid tapi karena memang prosedurnya seperti itu,” jelas Humas RS Ibnu Sina, Dokter Nurhidayat, Sabtu (24/10/2020) malam.
Dokter Nurhidayat memastikan korban pembacokan di Jl Barawaja, Makassar, telah ditangani secara profesional sesuai standar dan sarana serta prasarana yang dimiliki RS Ibnu Sina.
“Ibu Salma dan Ibu Selfi telah kami rujuk ke RS Dadi. Ibu Salma dirujuk ke RS Dadi sejak tadi malam (Jumat malam). Ibu Selfi baru dirujuk ke RS Dadi tadi pagi (Sabtu pagi),” jelas Dokter Nurhidayat.
Menurutnya, kedua pasien pasien membutuhkan waktu beberapa jam untuk observasi terlebih dahulu sebelum dirujuk. Hemoglobin atau Hb kedua pasien sangat rendah sehingga membutuhkan waktu beberapa jam untuk observasi.
“Kondisi pasien, terutama Hb-nya sangat rendah. Hb ibu Selfi sempat di angka 5 karena lukanya memang cukup parah. Memang membutuhkan waktu sampai 5 jam. Hb Ibu Salma lebih cepat membaik sehingga lebih cepat dirujuk. Jadi bukan karena covid,” jelas Dokter Nurhidayat.
"Bu Salma tidak ditansfusi tapi tetap dapat resusitasi cairan," ujar Dokter Nurhidayat menambahkan.
Salma dan Selfi sudah ditangani dirujuk ke RS Dadi juga berdasarkan petunjuk Dokter RS Ibnu Sina yang lagi tugas di RS Dadi.
Dokter Nurhidayat juga membantah bahwa kedua korban pembacokan itu terlambat dioperasi oleh pihak rumah sakit karena reaktif saat rapid test.
Dia juga membantah tuduhan bahwa pihak rumah sakit langsung memvonis kedua korban penganiayaan itu positif terinfeksi virus corona. "Itu beritanya kurang tepat," kata Nurhidayat.
Dokter Nurhidayat mengatakan bahwa sesaat setelah tiga korban pembacokan itu masuk RS Ibnu Sina, pihaknya memang sempat melakukan rapid test kepada mereka.
Namun, saat itu dokter spesialis ortopedi yang bertugas melakukan operasi di Rumah Sakit Ibnu Sina hanya satu. Sementara dokter ortopedi yang lain saat itu sedang bertugas di rumah sakit lain.
"Ya namanya juga manusia, kita ada keterbatasan tenaga, ya kita lihat kondisi (pasien), dokter Dedi sarankan ini pasien yang lain supaya cepat tertolong ditangani dokter lain," ujar Nurhidayat.
Menurut Dokter Nurhidayat, proses rujukan itu memang agak lama, lantaran kondisi pasien saat itu sedang drop. "Kami betul-betul pastikan pasien pada saat dirujuk itu sudah siap. Jadi dari kemarin itu tim dokter dan perawat di IGD sudah lakukan yang terbaik yang mereka bisa (agar stabil kondisinya). Alhamdulillah, untuk saat ini, kondisi kedua pasien sudah bisa dikatakan telah melewati masa kritis," jelas Nurhidayat.