Tribun Wiki
Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Darul Huffadh Tuju-Tuju Bone, Berawal dari Mimpi Lampu Petromaks
Ustaz Saad Said mengatakan pendirian pondok pesantren ini tak lepas dari ilham melalui mimpi yang diterima sang pendiri KH Lanre Said di tahun 1962.
Penulis: Kaswadi Anwar | Editor: Hasriyani Latif
Santri dan santriwati yang menempuh pendidikan di Pesantren Darul Huffadh Tuju-Tuju berjumlah 2 ribuan termasuk dengan staf pengajar.
Santri dan santriwati berasal dari seluruh penjuru Indonesia. Mulai dari Aceh, Atambua hingga Puncak Jaya. Bahkan, ada santri dari Malaysia.
Untuk kurikulum pembelajaran di pesantren ini, masih tetap mempertahankan pelajaran pondok yang lebih dominan dalam keseharian. Seperti Nahwu, Sharaf, Balaghah, Durushul Lughah, Tafsir Quran dan lainnya.
Meski terdapat pelajaran yang dikolaborasikan dengan pelajaran umum semisal Bahasa Indonesia, Kimia, Fisika dan lainnya.
Namun, identik kepesantrenan tetap melekat dalam setiap pembelajaran.
Pesantren Darul Huffadh Tuju-Tuju juga menggunakan dua bahasa dalam keseharian yakni, Bahasa Arab dan Bahasa Inggris.
Peralihan bahasa ditentukan oleh per dua minggu penggunaan Bahasa Arab dan dua minggu selanjutnya dalam Bahasa Inggris.(*)
Laporan Wartawan TribunBone.com, Kaswadi Anwar