Istri di Bone Lebih Dominan Ajukan Cerai di Pengadilan Agama, Alasannya Ada Kawin Paksa

TRIBUNBONE.COM, TANETE RIATTANG TIMUR - Kasus di Pengadilan Agama Kelas IA Watampone didominasi oleh gugatan cerai istri terhadap suaminya.

Kasus istri ajukan cerai kepada suami biasa disebut dengan cerai gugat. Sementara cerai talak adalah gugatan  suami kepada istri. 

Dari data Pengadilan Kelas IA Watampone perkara cerai gugat sebanyak 914, dengan rincian Januari 176, Februari 85, Maret 83, April 43, Mei 28, Juni 123, Juli 113, Agustus 101 dan September 116.

Sementara perkara cerai talak sebanyak 269, dengan rincian Januari 44, Februari 36, Maret 26, April 11, Mei 7, Juni 39, Juli 32, Agustus 26 dan September 30.

"Sekarang istri yang mengajukan cerai lebih tinggi dari pada suami," kata Panitera Muda Pengadilan Agama Kelas IA Watampone, Jamaluddin, Minggu (18/10/2020).

Menurutnya, faktor angka cerai gugat lebih tinggi karena perempuan sudah berpikiran mandiri secara ekonomi. 

"Dulu selalu mengikuti suami karena berpikiran siapa yang membiayai dirinya dan anaknya. Kini perempuan sudah berani mandiri, mencari nafkah bagi dirinya dan anaknya. Ini juga mengindikasikan faktor ekonomi di Bone meningkat," ujarnya.

Makanya, kata Jamaluddin, istri tidak lagi takut ditinggalkan oleh suaminya. Ini dibuktikan dengan meningkatnya angka cerai gugat. 

"Seandainya istri yang takut, pasti angka cerai talak lebih tinggi," sebutnya.

Kata dia, faktor perceraian di Bone didominasi perselisihan yang terus menerus dan meninggalkan pasangan.

Selebihnya, perceraian karena faktor pasangan mabuk, penjudi, masalah ekonomi, kawin paksa dan kekerasan dalam rumah tangga.

Laporan Wartawan TribunBone.com, Kaswadi Anwar