Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tribun Polman

Dampak Fenomena La Nina, Begini Penjelasan Kepala BPBD Polman

Badai La Nina menimbulkan potensi hujan dengan intensitas sedang-lebat yang dapat disertai angin kencang, kilat/petir.

Penulis: Hasan Basri | Editor: Sudirman
ist
Sebuah pohon tumbang setelah angin kencang dan hujan deras mengguyur wilayah Polman, Sulbar 

TRIBUN - TIMUR.COM, POLMAN -- Fenomena La Nina akan berefek ke sejumlah wilayah Indonesia, termasuk di  Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulbar.

Badai La Nina menimbulkan potensi hujan dengan intensitas sedang-lebat yang dapat disertai angin kencang, kilat/petir.

Seperti yang terjadi belakangan ini. Hujan deras terus mengguyur hampir seluruh wilayah Polewali Mandar.

"Info dari BMKG sebenarnya belum masuk musim hujam, cuma pengaruh La Nina, " Kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Polewali Mandar, Andi Afandi Rahman.

Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah merekomendasikan kesiapsiagaan terhadap fenomena La Nina yang dapat berdampak pada potensi bahaya hidrometeorologi yang lebih buruk.

Tidak hanya pada tingkat provinsi tetapi hingga tingkat kecamatan, kelurahan atau desa dan bahkan keluarga.

Hal tersebut disampaikan Deputi Bidang Pencegahan BNPB Lilik Kurniawan saat melakukan diskusi menyikapi fenomena La Lina melalui media virtual pada Minggu (11/10).

Lilik mengatakan, kesiapsiagaan harus dilakukan di setiap tingkat. Ia menegaskan bahwa camat, lurah dan kepala desa untuk melakukan beberapa hal berikut,

Lilik meminta, pastikan tempat evakuasi sementara dapat digunakan, setiap daerah rawan bencana miliki tempat evakuasi sementara.

Pihaknya meminta aparat desa untuk mengidentifikasi bangunan aman yang dapat digunakan sebagai shelter sementara, seperti rumah warga, kantor desa atau pun sekolah. 

“Identifikasi rumah aman yang dapat digunakan sebagai tempat evakuasi sementara,” ujar Lilik, Minggu (11/10).

Kedua, pastikan masyarakat yang terpapar mengetahui langkah-langkah yang harus dilakukan.

Ia mengingatkan protokol Kesehatan, yaitu memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan.

Apabila saat evakuasi tidak dimungkinkan untuk menerapkan protokol Kesehatan, dengan pertimbangan keselamatan, selanjutnya protokol harus diterapkan dengan ketat.

“Kita harus memastikan masyarakat untuk mengetahui apa yang harus dilakukan apabila ada info dari BMKG,” pesannya.

Hal tersebut terkait dengan penyampaian informasi yang diberikan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di tingkat kabupaten dan kota kepada pihak kecamatan dan selanjutnya di tingkat desa.

“Sosialisasikan informasi kepada masyarakat dengan bijak, jangan menakuti-nakuti,” kata Lilik.

Lilik mengatakan, gunakan bahasa yang mudah dipahami untuk menerjemahkan informasi cuaca sehingga pesan sampai pemangku kepentingan di tingkat kecamatan maupun masyarakat.

Beberapa kanal informasi dapat diakses oleh aparat kecamatan, kelurahan dan desa, bahkan di tingkat keluarga dengan beberapa kanal, seperti teknologi informasi dari BNPB dan BMKG.

BNPB memiliki InaRISK dan juga Katalog Desa Rawa Bencana yang dapat diakses semua pihak, kemudian BMKG memiliki aplikasi Info BMKG yang dapat menginformasikan kondisi cuaca hingga tingkat kecamatan.

Terakhir, masyarakat di tingkat kecamatan, kelurahan dan desa dapat melakukan simulasi mandiri sesuai rencana kontinjensi yang sudah dibuat. Ini tentunya dibantu oleh BPBD kabupaten maupun kota setempat.

Pada kesempatan itu, Lilik juga mengimbau setiap keluarga untuk mengidentifikasi risiko bencana yang ada di sekitar.

Kesiapsiagaan sejak dini dibutuhkan untuk memastikan tidak adanya korban jiwa apabila terjadi peristiwa ekstrem.

Diskusikan dengan anggota keluarga maupun komunitas di masyarakat terkait dengan potensi ancaman bahaya yang ada di sekitar sehingga risiko bencana dapat dihindari.

Di samping kesiapsiagaan di tingkat administrasi desa dan kelurahan, Lilik menyampaikan langkah-langkah yang harus disiapkan dari tingkat provinsi hingga kabupaten dan kota.

BNPB telah meminta pihak BPBD kabupaten dan kota untuk melakukan beberapa langkah strategi.

Pertama, rapat koordinasi kesipasiagaan menghadapi La Nina.

Beberapa hal yang diharapkan untuk dibahas yaitu mengenai sosialisasi daerah rawan bencana, memastikan camat, lurah dan kepala desa untuk melakukan kesiapsiagaan di daerah masing-masing.

Halaman
12
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved