Pandji Pragiwaksono Khawatirkan Mendikbud Nadiem Makarim, 'Orang Terbaik Dibebani Aspek Politik'
Salah satu menteri yang dikhawatirkan Pandji adalah Nadiem Makarim yang menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
TRIBUN-TIMUR.COM-Komika Pandji Pragiwaksono mengungkapkan kekhawatirannya soal beban yang dirasakan Nadiem Makarim, Erick Thohir, dan Wishnutama menjabat sebagai menteri.
Hal tersebut Pandji sampaikan dalam video Youtubenya bertajuk 'BEBAN NADIEM, ERICK THOHIR DAN WISHNUTAMA' yang diunggah, Rabu (30/9/2020).
Pandji mengawali videonya dengan mengaku pernah membahas menteri-menteri pilihan Presiden Jokowi bersama Faldo Maldini dan Ernest Prakarsa.
Siapa menteri dalam kabinet Indonesia Maju yang mereka suka, tidak suka, hingga yang mereka khawatirkan.
Salah satu menteri yang dikhawatirkan Pandji adalah Nadiem Makarim yang menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
• PERINGATAN Mendikbud Nadiem Makarim, Kuota Internet Gratis Bukan untuk Main Game
• Daftar Aplikasi yang Bisa Diakses dengan Kuota Belajar dari Mendikbud Nadiem Makarim, Ada WhatsApp
• Bersiap! Kebijakan Baru Menteri Nadiem Makarim Ini Berlaku 2021, Pelajaran Sejarah Tidak Dihapus
"Gue bilang, gue khawatir karena gue takutnya aspek politis dari jabatan menteri itu yang lebih membebani pekerjaan beliau dibanding aspek teknis memajukan pendidikan bangsa,"katanya.
Dalam videonya, Padji juga menyinggung polemik Program Organisasi Penggerak (POP) yang digagas Nadiem Makarim.

Dikutip dari Kompas.com, POP merupakan bagian dari program "Merdeka Belajar" Kemendikbud yang fokus mencapai hasil belajar siswa dalam peningkatan numerasi, literasi, dan karakter.
Di mana, program tersebut sempat mendapat penolakan dari dua organisasi besar di Indonesia, yakni Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah.
Ada sejumlah pertimbangan dan alasan mengapa dua ormas besar Islam itu menyatakan mundur dari POP Kemendikbud.
Mulai dari proses seleksi yang dinilai kurang jelas hingga keduanya masih fokus pada program masing-masing di bidang pendidikan.
Di videonya, Pandji menyebut polemik juga muncul karena keikutsertaan dua yayasan besar dalam POP.
Salah satunya Putera Sampoerna Foundation.
Yayasan tersebut diduga akan mendapat 'jatah' dari anggaran POP Nadiem Makarim.

Namun belakangan disebutkan, mereka menjalankan program penggerak dengan dana sendiri.