Pasar Modal
Investasi di Pasar Modal Justru Naik di Era Pandemi Covid-19
Secara year to year pada bulan yang sama tahun 2019, nilai investasi mencapai Rp 666 miliar atau ada kenaikan 200 persen lebih.
Penulis: Muh. Hasim Arfah | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Makassar mencatatkan adanya kenaikan nilai investasi di masa pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19).
Data per Juli 2020, nilai transaksi di pasar modal mencapai Rp 1,6 triliun dengan jumlah Single Investor Identification mencapai 21.589 sementara itu Sub Rekening Efek (SRE) mencapai 25.491.
SID (Single Investor Identification) adalah nomor tunggal identitas investor pasar modal indonesia yang diterbitkan oleh KSEI.
SRE (Sub Rekening Efek) adalah rekening efek yang digunakan untuk menyimpan portfolio saham atas nama nasabah yang dicatatkan pada KSEI.
Secara year to year pada bulan yang sama tahun 2019, nilai investasi mencapai Rp 666 miliar atau ada kenaikan 200 persen lebih dari tahun 2019.
Kenaikan ini berturut-turut sejak bulan Maret 2020 dengan nilai investasi Rp 747 miliar, April naik jadi Rp 882 miliar, Mei Rp 727 miliar, Juni Rp 1,69 triliun, dan Juli Rp 1,64 triliun.
Sementara itu, nilai investasi tahun 2019 pada bulan yang sama yakni Maret Rp 477 miliar, April Rp 486 miliar, Mei Rp 399 miliar, Juni Rp 355 miliar, dan Juli Rp 666 miliar.
Data di atas adalah khusus data transaksi saham.
Kepala Kantor Perwakilan BEI Makassar, Fahmin Amirullah mengkonfirmasi memang ada kenaikan yang luar biasa pertengahan 2020.
"Tahun ini signifikan naiknya d banding tahun-tahun sebelumnya," katanya, Rabu (23/9/2020).
Fahmi menyampaikan, banyak investor yang manfaatkan momentum saat harga sedang turun terutama investor baru.
"Selain itu, saya rasa buah edukasi adalah munculnya kesadaran masyarakat untuk berinvestasi, bagaimana mereka memahami kemudian mengambil keputusan investasi, dan ini terlihat dari meningkatnya nilai transaksi dan pertumbuhan investor," tuturnya.
Terpisah, Branch Manager Danareksa Sekuritas Cabang Makassar, Umar Bin Abd Aziz menyampaikan pilihan investor untuk saham-saham saat ini yang paling banyak adalah saham konsumer seperti Unilever dan Indofood.
"Saat ini saham consumer yang tidak terlalu terkoreksi dalam karena kebutuhan sehari-hari tetap ada," katanya.
Menurutnya, Juni-Juli memang ada kenaikan transaksi saham luar biasa.
"Itu efeknya adalah lebaran dan pembukaan PSBB di berbagai daerah, selain itu program pemerintah yang banyak memberikan bantuan BLT dan beberapa program stimulus untuk pasar," katanya.