Update Corona Makassar
Bed Occupancy Ratio di Makassar di Bawah 60%
Pemerintah Sulawesi Selatan juga melakukan langkah strategis dalam hal perawatan dan penyembuhan pasien Covid-19.
Penulis: Muhammad Fadhly Ali | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Sinkronisasi upaya pengendalian Covid-19 dilakukan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan mengunjungi salah satu dari delapan provinsi sesuai arahan Presiden RI Joko Widodo.
Salah satunya Sulawesi Selatan mulai Rabu-Jumat (16-18/9/2020). Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah menerima kunjungan Tim Kemenkes yang dipimpin Staf Ahli Bidang Desentralisasi Kesehatan, dr Pattiselanno Roberth Johan di Gubernuran Sulsel Jl Sungai Tangka Makassar, Kamis (16/8/2020).
Pattiselanno mengatakan kunjungan ini dalam rangka penanggulangan Covid-19 dengan tiga arahan Presiden Jokowi, yaitu penurunan angka kasus baru, penurunan angka kematian, dan peningkatan angka kesembuhan.
Dalam rangkaian kegiatan tersebut tim Kemenkes mengawali mengunjungi Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Wahidin Sudirohusodo Makassar, RSUD Sayang Rakyat Makassar, RSUK Dadi Makassar, dan enam hotel duta wisata untuk melakukan koordinasi terkait penanganan Covid-19.
Pattiselanno mengatakan, Bed Occupancy Ratio (BOR) atau angka penggunaan tempat tidur di beberapa rumah sakit daerah di Makassar yang menangani Pasien Covid-19 juga rendah. BOR rumah sakit di bawah 60 persen.
Pemerintah Sulawesi Selatan juga melakukan langkah strategis dalam hal perawatan dan penyembuhan pasien Covid-19.
Yaitu semua pasien yang tersebar di kabupaten/kota di Sulawesi Selatan dibawa ke Makassar untuk dirawat secara maksimal sampai sembuh.
"Sulsel menerapkan pola semua pasien yang positif itu dirawat di Makassar yang ada di beberapa rumah sakit yang digunakan dan Selain itu ada 6 hotel yang disiapkan untuk isolasi bagi pasien positif Covid-19 tapi tidak bergejala, dan saat ini dari enam hotel sekarang hanya terisi dua hotel," ujar Pattiselanno via rilis Humas Pemprov Sulsel, Sabtu (19/9/2920).
Terkait hasil pemantauan yang diperoleh Tim Taskforce Sulsel saat kembali melakukan kunjungan ke rumah sakit daerah di Makassar dan Rapat Koordinasi terkait ketersediaan atau kapasitas jumlah tempat tidur ada empat poin.
Pertama, RSUP Wahidin Sudirohusodo dalam kesiapsiagaan penanggulangan Covid-19 memiliki ruang isolasi dengan 126 tempat tidur.
Secara rinci terdapat 17 tempat tidur di ruang ICU, 21 tempat tidur di ruang isolasi tekanan negatif, dan ruang isolasi non tekanan negatif dengan 88 tempat tidur.
RSUP Wahidin Sudirohusodo juga melakukan pemeriksaan covid-19 dengan RT-PCR dan memiliki mesin TCM.
Kedua, RSUD Sayang Rakyat mempunyai ruang isolasi sebanyak 98 tempat tidur dan runag ICU sebanyak 6 tempat tidur dengan ventilator sebanyak 5 buah.
Mempunyai 1 ruang radiologi khusus Covid 19, 1 ruang ganti dan ruang pemulasaran jenazah.
Ketiga, RSKD Dadi mempunyai gedung tersendiri khusus untuk merawat pasien Covid 19 yaitu Gedung Covid 19 Center dengan 230 tempat tidur.
Ruangan terdiri dari IGD dengan 10 tempat tidur, perawatan isolasi 130 tempat tidur, ICU 10 tempat tidur, isolasi kebidanan 50 tempat tidur, kamar bersalin 10 tempat tidur, kamar bayi 18 tempat tidur dan kamar operasi 2 tempat tidur.
RSKD Dadi juga sudah mempunyai laboratorium RT-PCR yang bisa memeriksa sampel pasien Covid 19.
Keempat, Pemprov Sulsel juga berkerja sama dengan enam hotel untuk menjadi tempat isolasi bagi pasien positif tidak bergejala.
Jika mempunyai gejala sedang dan berat maka di rujuk ke rumah sakit. Dari total yang di isolasi 5.125 orang, yang masih diisolasi 195 orang (3,8%), yang sembuh 4.875 orang (95%) dan 55 orang (1%) di rujuk ke RS.
Pasien yang sembuh akan menjadi promotor dan mitra puskesmas untuk menyampaikan edukasi tentang Covid-19 di wilayah masing-masing.
"Angka kesembuhan pasien Covid-19 di Provinsi Sulawesi Selatan persentasenya sebesar 76 persen dan telah melampaui angka kesembuhan nasional dan juga angka kesembuhan secara global. Angkanya kesembuhan nasional 71 persen, angka global 72 persen," ujar Pattiselanno.
Ia berharap upaya penanganan Covid-19 yang baik dan yang telah dilakukan Pemprov Sulsel dapat terus dilakukan sehingga dapat menekan angka kasus positif Covid-19, meningkatkan jumlah kesembuhan, serta menekan angka kematian karena Covid-19.
Gubernur NA menjelaskan saat ini pemerintah melakukan berbagai upaya penanganan Covid-19 hingga vaksinasi dilakukan.
"Kita tinggal menunggu dan menjaga sampai vaksin bisa dilakukan. Satu kesyukuran kita bahwa sejak pandemi Covid-19 di Sulsel, rumah sakit kita tetap stabil, penanganan OTG juga alhamdulillah bisa kita isolasi dengan nyaman dengan pemberian gizi yang baik," tuturnya.
Sehingga hampir 5.000 yang diisolasi di Program Wisata Covid-19 menjadi edukator di masyarakat, juga berperan memberikan edukasi di tengah masyarakat tentang bahaya Covid-19.
Strategi percepatan pengendalian dan penanganan Covid-19 yaitu melalui program Trisula.
Program ini berupa tiga upaya yaitu aggressive testing, Massive Contact Tracing + Isolation/Quarantine (Program Wisata Duta Covid 19), dan Public Health Education & Promotion.
Saat ini juga Pemprov Sulsel memiliki 13 laboratorium di Sulsel yang melakukan pemeriksaan Covid-19 dengan kapasitas minimal 2.500 spesimen per hari.
“Kita punya kapasitas lab cukup tinggi, cukup besar. Ya tentu harus dibarengi dengan tracing kontak yang kencang, masif testing kita lakukan, terus edukasi. Edukasi ini juga secara masif kita lakukan,” tambahnya.
Disamping itu, Pekmprov sedang mengupayakan penyediaan 8 unit mobile PCR untuk percepatan hasil laboratorium.
Saat ini Provinsi Sulawesi Selatan telah mempunyai 2 unit mobile PCR dari kebutuhan yang seharusnya 10 unit mobile PCR yang akan ditempatkan di kabupaten/kota yang memiliki akses jauh.(*)
Laporan Wartawan tribun-timur.com, @fadhlymuhammad