Gubernur Sulsel Bantah Keluarga Terlibat Tambang Pasir, Berikut Penjelasannya
Dimana kajian yang dilakukan Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) dan Koalisi Selamatkan Laut Indonesia tersebut, mengatakan ada keterlibatan keluarga
Penulis: Muhammad Fadhly Ali | Editor: Imam Wahyudi
Sekarang ini, lanjut NA, Pemprov Sulsel ini tak sendiri.
"Kita bersama Forkopimda (Forum Komunikasi Pimpinan Daerah), sudah mengambil langkah tegas mengamankan program strategis nasional tersebut," ujarnya.
Menurutnya, ini proyek negara. Tak ada bisnis, ini dalam rangka pengembangan New Port.
"Saya sudah keliling ke pulau-pulau. saya Jumatan di Barang Lompo tak ada sedikitpun disinggung terkait itu. di sana pusatnya nelayan, juga di Barang Caddi sama," katanya.
"Jangan kita pecah belah masyarakat pulau. Saya lihat masyarakat di sana sudah membentangkan spanduk. mohon jangan kami diprovokasi," jelasnya.
*Laporkan Polisi?
Saat ditanya, apakah ada rencana Gubernur NA melaporkan Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) dan Koalisi Selamatkan Laut Indonesia ke polisi terkait kajian mereka?
"Pastilah, tapi bukan saya, sudah banyak yang meminta saya untuk laporkan saja ke polisi. Kalau saya mungkin tidak," ujar NA.
"Orang yang menyanyangi kita, yang mengingingkan kita bekerja tenang, kita inikan bukan tidak ada yang simpati juga, saya kira sebagai pemimpin tidak mungkin melaporkan warganya. Saya pun tidak bisa menahan, bagi masyarakat yang mencintai saya melaporkan ke polisi," jelasnya.
Terkait penyebutan Partai Politik (Parpol) yang mengusung Nurdin Abdullah-Andi Sudirman Sulaiman di Pilbup Sulsel?
"Tidak usah mengandai. Artinya ini barang direkayasa, karena saya merasa nggak ada, ngapain mengurusi tambang. Bakat menjadi penambang tidak ada, anak dan keluarga saya saya larang, apalagi masuk di proyek-proyek, makanya anak saya saya sekolahkan jauh-jauh ke Jepang," katanya.