Dosa Orang Tua Bunuh Anaknya Karena Sulit Diajari Belajar Online, Balasannya Penjara Seumur Hidup
Ketika tahu anak kandung nya meninggal, dua tersangka ini bukannya berduka tapi malah menguburkan tidak sesuai agama
TRIBUN-TIMUR.COM - Kabar terbaru dari Pasangan Suami Istri sadis yang aniaya anaknya hingga Meninggal Dunia karena susah diajari belajar online.
Peristiwa ini terjadi di Tangerang
Anaknya masih kelas 1 SD umur 8 tahun
Ketika tahu anak kandung nya meninggal, dua tersangka ini bukannya berduka tapi malah menguburkan tidak sesuai agama
Mereka mengubur korban yang tidak lain adalah anak kandungnya sendiri, tidak sewajarnya, masih dengan pakaian lengkap di Desa Cipalabuh, Kecamatan Cijaku, Kabupaten Lebak, Banten.
• Tak Punya Otak, Orangtua Bunuh Anak Sendiri Kelas 1 SD Karena Susah Diajari Belajar Online
• Inilah Foto Orangtua yang Aniaya Anaknya Kelas 1 SD Sampai Lemas dan Sesak Nafas, Tutupi Jejak
Sang ibu dan ayah yang berinisial LH (26) dan IS (27) membawa jenazah anaknya dari rumah di Tangerang kota ke Lebak dengan menggunakan sepeda motor dan menempuh perjalanan selama tiga jam.
Setelah penguburan itu, orangtua tersebut juga sempat membuat laporan palsu terkait kehilangan anak untuk menutupi kejahatan mereka.
Pelaku kini terancam hukuman penjara seumur hidup.
Motif pembunuhan ini disebabkan orangtua kesal karena anaknya tidak mampu belajar online.
Hal ini diungkapkan Kabid Humas Polda Banten, Kombes Edy Sumardi Priadinata.
"Pertama kita sangat prihatin ya. Seorang anak yang seharusnya dibimbing orangtuanya tapi menjadi korban penyiksaan yang mengakibatkan meninggal dunia."
"Dari hasil pemeriksaan, motif dari ibu korban murni karena kesal berulang untuk dilakukan pelatihan melalui media daring," ujarnya dilansir YouTube Kompas TV, Selasa (15/9/2020).
Kombes Edy Sumardi Priadinata menjelaskan jika kekerasan fisik yang dialami korban awalnya hanya dengan tangan kosong.
Namun karena orangtua kesal ganggang sapu digunakan untuk menyiksa anaknya.
"Kekerasan fisik dengan tangan kosong awalnya cubit, memukul sehingga akhirnya menggunakan ganggang sapu sehingga si anak mendapat tekanan."
