Tentang dr Adnan Ibrahim SpPD Dokter di Makassar Meninggal karena Corona, Tetap Shalat Saat Dirawat
Seorang dokter spesialis penyakit dalam di RS Pelamonia Makassar dan Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Makassar, dr Adnan Ibrahim SpPD meninggal
1. Shalat subuh di ranjang
dr Wahyudi Muchsin SH
dr Wahyudi Muchsin SH, Humas Ikatan Dokter Indonesia atau IDI Cabang Makassar melalui akunnya di Facebook menulis tentang almarhum.
Sebelum meninggal dunia, dr Adnan Ibrahim SpPD turut berjuang menangani pasien virus corona di Makassar sesuai dengan keahliannya.
Berikut tulisan dr Wahyudi Muchsin SH sekaligus host program siaran dr Tribun serta Kabag Humas dan Kerja Sama Universitas Islam Makassar.
IDI Makassar Berduka Lagi ...
Innalillahi wa inna ilaihi roji'un.
Insya Allah syahid , Dr.dr Adnan Ibrahim SpPD 47 Tahun
Saya dr Wachyudi Muchsin SH bersaksi engkau senior dan sejawat baik, bahkan teramat baik dan saya bersaksi ya Allah Rabbul alamiiin Adnan hambaMu adalah orang yang shalih.
***
Dan tiba- tiba... berita datang menyentakan diriku.
Kamu yg berjuang di episentrum pandemi terkena covid19.
Sungguh syok mendengarnya.
Dan Aku diperjalankan untuk mengikuti kisahmu secara online. Dan kisah ttg kebaikan-kebaikanmu, seperti sejak dulu, selalu saja tetap mengalir.
***
Hari kedua engkau menjalani perawatan di ruang IC-Covid, dipasanglah masker yg menutup wajah yang terhubung mesin ventilator non-invasive. Terasa berat sudah nafasmu, tak leluasa juga utk berbicara. Tapi di saat begitu, engkau masih menyempatkanmengirim isyarat untuk istri tercinta didepanmu. Di tautkan ujung telunjuk kanan kiri serta jempol tangan kanan kirimu, sebuah pertanda simbolik yang bermakna : I love You : (My beloved Wife).
***
Hari ke delapan, engkau masuk ICU. Masih terjaga baik kesadaranmu saat itu. Dengan nafas yang makin terasa berat, masih sempat engkau melihat pasien yang tergeletak tak berdaya disampingmu dengan pandangan penuh sayang dan rasa empati. Dari balik masker snorkle engkau bisikkan ke telinga istri, “Mi, tolong belikan pakaian pasien disebelah saya, kasihan kainnya sering tersingkap”. [emoji menangis]
***
Hari ke Sembilan.
Mesin ventilator yang non-invasive sudah tak mampu lagi mengkompensasi kebutuhan nafasmu yang semakin tambah memberat. Team dokter ICU memutuskan mengintubasi.
Engkau meminta waktu sejenak, untuk sholat subuh diatas ranjang dua rakaat sebelum tindakan besar ini diberikan padamu. Sholat yang senantiasa berpuluh tahun engkau jalani sebagai wujud kesetiaanmu sebagai seorang hamba pada khaliqNya, terasa sangat syahduh suasananya di pagi itu
[emoji menangis]
Bismillahi tawakkaltu 'alalllAllahi… kupasrahkan hidup ini padaMu Ya Allah Ya Rahman Ya Rahim…
***
Allah sayang padamu Senior ku mantan ketua Umum ISMKI (ikatan senat mahasiswa kedokteran indonesia ) bahkan sangat menyayangimu...
Teman2 sejawat mu mengiringi kepergianmu dengan lafazh talqin bersama-sama secara online.
Kita semua menjadi saksi kebaikanmu.
Kalau engkau pernah bilang di wag, tolong cari saya di akhirat nanti bila nasib saya "tdk beruntung..." tapi... sekarang kami semua yang semakin yakin sepenuhnya bahwa kami , yang malah berharap engkau menemukan kami nanti dikehidupan akhirat nanti.
Saya pernah menjadi ketua panitia temu ilmiah nasional dan musyawarah nasional ikatan senat mahasiswa kedokteran indonesia tahun 2000 saat kedokteran UMI menjadi tuan rumah dan tempat minta pendapat ke senior ke almarhum
Kepergian mu menambah duka mendalam , sudah 5 dokter makassar gugur di pertempuran kemanusiaan Covid-19
Insya Allah 5 sejawat , guru dan senior kami amal ibadahnya diterima Allah SWT Alfatihah ...[emoji menangis]
dr wachyudi muchsin SH
Humas IDI Kota Makassar