Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kolom Ahmad M Sewang

Tiga Kompetensi yang Perlu Dimiliki Alumni UIN

Di sinilah manusia perlu saling sharing sambil tawadu atas keterbatasan kemampuan masing-masing. Tidak perlu merasa sombong atas ilmu yang terbatas.

Editor: Jumadi Mappanganro
TRIBUN TIMUR/DESI TRIANA ASWAN
Prof Dr Ahmad M Sewang MA 

Belum lagi tuntutan baru tentang integrasi keilmuan pada ilmu yang bersentuhan dengan bidang keahliannya.

Untuk menjawab tuntutan-tuntutan di atas, maka alumni harus well in formed dan semakin tekun belajar sepanjang hidup dan tidak mengenal halte.

Nantilah berhenti belajar jika ajal datang menjemput.

Dilihat dari segi keilmuan, bagi seseorang yang mengambil konsentrasi di bidang fikih Syafii misalnya, maka ia dituntut memperluas wawasan fikihnya pada mazhab-mazhab lainnya, seperti Maliki, Hanafi, dan Hambali, serta mazhab lainnya yang juga notabene mereka adalah muslim.

Belum termasuk fikih Imamiah dari mazhab Syiah.

Makassar Sudah Bisa New Normal, Satpol PP Tetap Lakukan Pengawasan

Petani Mahalona Luwu Timur Minta Perbaikan Pengairan dan Tambahan Alat Panen

Dalam perspektif ke depan untuk memahami fikih mazhab lain akan semakin terbuka lebar sejalan dengan kemajuan teknologi informasi yang semakin memudahkan.

Ke depan seorang fakih akan dengan mudah mendapatkan akses dalam memahami mazhab lain.

Dalam hubungan ini, Imam Besar Masjid Istiqlal Prof. Dr. K.H.Nasaruddin Umar, M.A. ketika diundang ke DPP IMMIM dalam sebuah seminar, beliau membuat statement menarik untuk disimak.

"Umat sekarang sedang berangkat dari satu mazhab menuju ke multi mazhab."

Pernyataan beliau, penulis artikan dan garisbawahi bahwa seorang ahli fikih dari satu mazab tertentu, sekaligus harus memperluas wawasan fikihnya dengan mazhab-mazhab lainnya.

Sekaligus melakukan integrasi ilmunya dengan kehidupan modern, seperti bidang transaksi keuangan modern, seperti reksa dana, bursa saham, transaksi on lain dan seterusnya.

Jadi seorang fakih ke depan yang memiliki wawasan luas akan lebih arif memahami perbedaan.

Sebab dia mengerti fikih adalah pemahaman dan pemahaman setiap fakih pasti akan melahirkan perbedaan.

Akhirnya, perlu pula dikemukakan bahwa terdapat bidang keilmuan yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan ilmu yang ditekuni. Ilmu itu seakan berdiri-sendiri.

Di sinilah, bisa membawa pada kesadaran sebagai seorang ahli yang profesional akan semakin menyadari keterbatasannya untuk menjangkau semua kalimat-kalimat Tuhan yang tak terbatas.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved