CITIZEN REPORT
Idul Adha di Tengah Pandemi Corona, Antara Rusia dan Indonesia
Penyebaran corona di Rusia telah melandai sejak awal Juli, namun di Negeri Beruang ini salat Idul Adha berjamaah di masjid dan lapangan dilarang.
Laporan: Achmad Firdaus Hasrullah S.IP
Mahasiswa S2 di Universitas Higher School Of Economy (HSE) Moskow asal Makassar
Melaporkan dari Moskow, Rusia
Hari Raya Idul Adha merupakan salah satu hari besar umat Muslim yang dirayakan di seluruh dunia.
Perayaan ini dimulai pada tanggal 10 Dzulhijah (bulan keempat setelah Ramadan) dan berlangsung selama 2 – 3 hari.
Pada hari raya Idul adha, umat Islam berkumpul pada pagi hari dan melakukan salat Id bersama-sama di tanah lapang atau masjid, seperti ketika merayakan Idul Fitri.
Setelah salat, orang-orang akan melaksanakan penyembelihan hewan kurban untuk memperingati perintah Allah kepada Nabi Ibrahim yang menyembelih domba sebagai pengganti putranya, Nabi Ismail.
Islam adalah agama dengan jumlah penganut terbesar kedua setelah Ortodoks di Rusia.
• FOTO: Bukit Pacongai Lampri Diserbu Wisatawan Lokal
Walau Rusia ini merupakan negara yang masih banyak 'dicap' oleh orang awam sebagai negara komunis, perayaan Idul Adha tetap berjalan di Rusia layaknya negara-negara lain tahun lalu.
Tidak terkecuali untuk tahun ini, perayaan Idul Fitri dua bulan yang lalu tidak dirayakan dengan semestinya oleh umat muslim di Rusia ataupun warna negara Indonesia di Rusia.
Sama halnya dengan Idul Fitri, perayaan hari besar untuk umat muslim tahun ini sangatlah berbeda dikarenakan adanya Pandemi Covid-19 membuat mereka tak bisa merayakan dengan khidmat di masjid ataupun di luar ruangan.

Tahun ini, ibadah idul adha yang akan dilaksanakan tanggal (31/07/2020) dipertimbangkan untuk dibatalkan dikarenakan pemerintah Rusia mencatat data kasus kurva melandai atau gerakan kurva melandai di akhir Juli 2020.
Awalnya tembus 11.656 kasus di pertengahan bulan Mei sekarang turun di angka 5.475 kasus di seluruh negara Federasi Rusia.
Namun, dari KBRI Rusia yang bertempat di kota Moskow telah mengumumkan bahwa sholat Idul Adha dan sekaligus silaturahmi resmi ditiadakan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Beda hal dengan Pemerintah Kota Makassar yang memperbolehkan masyarakatnya pelaksanaan shalat Idul Adha berjamaah di masjid, bukan di lapangan terbuka.
Meskipun begitu banyak hal yang tidak terduga akan terjadi dan hal itu juga sangat bertentangan dengan protokol kesehatan pemerintah yang masih harus memberlakukan social distancing dilakukan karena mengingat angka kasus penyebaran corona di Sulawesi Selatan sendiri masih belum terlihat ada perubahan yang signifikan atau melihat kurva yang melandai.
• Mengenal Parafilia, Gangguan yang Dikaitkan dengan Kasus Fetish Kain Jarik: Bisa Disembuhkan?
Hal ini menegaskan kembali bahwa pemerintah daerah dan pusat memang tidak serius menangani Covid-19 saat periode awal menyebar.