Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Unhas

Serius dan Terbuka Perangi Covid-19, 600 Warga Unhas Ikut Swab Test, Berapa Positif? Ini Jelasnya

Covid-19 Unhas sejauh ini sejak Covid-19 mulai terdeteksi ada di Indonesia, tidak kurang dari 600 orang warga Unhas telah melakukan swab test

Penulis: Alfian | Editor: Arif Fuddin Usman
instagram @universitas_hasanuddin
Sebagai bentuk komitmen melakukan screening (penapisan) terhadap potensi sebaran Covid-19, Universitas Hasanuddin secara konsisten mengambil tindakan-tindakan yang dibutuhkan. Selama tiga hari (Rabu-Jum’at, 8-10/7), digelar rapid test massal untuk seluruh dosen 

Catatan Satgas Covid-19 Unhas sejauh ini sejak Covid-19 mulai terdeteksi ada di Indonesia, tidak kurang dari 600 orang warga Unhas telah diberikan fasilitas melakukan swab test.

Dalam kurun waktu 3 minggu terakhir ini saja sejak rapid test dilaksanakan di Unhas , ada lebih 300 orang yang melakukan swab test sebagai langkah lanjutan adanya dosen dan tenaga kependidikan yang terpapar Covid-19.

Swab test dilakukan pada Laboratorium BSL-3 Unhas di RSPTN Unhas , Laboratorium BSL 2 Unhas -RSWS di RS Wahidin, dan Balau Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Makassar melalui kerja sama dengan RS Daya.

Pelajaran yang ingin Unhas sampaikan

Unhas sadar sepenuhnya bahwa terpapar Covid-19 bukanlah sebuah aib. Pandemi Covid-19 membuka lebar mata kita bahwa siapapun bisa saja terinfeksi tanpa memandang strata sosial maupun tingkat pendidikan.

Testing (rapid dan/atau swab) adalah upaya mengendalikan penyebaran. Setiap orang punya kesempatan untuk melibatkan diri. Apapun hasil dari upaya pelibatan diri ini, yakinlah akan berguna pada proses pemutusan mata rantai penularan virus ini.

Resiko melakukan rapid test dan swab test secara massif di Unhas tentu saja tidak sederhana. Kekhawatiran pasti terasa besar. Tidak semua orang memiliki sudut pandang yang sama terkait hal ini.

Melebihi semua kekhawatiran itu, Unhas harus terus memberi arti keberadaannya pada masyarakat. Pun juga pada makna kehadirannya pada setiap persolan bangsa dan dunia.

Sedari awal, Unhas meminta kejujuran dan keterbukaan warganya untuk mengakui kalau terkonfirmasi Covid-19. Mengakui bahwa terpapar adalah penting untuk menyelamatkan lebih banyak yang lain.

Dari pengakuan itu, kita lakukan pelacakan (tracing) dan swab test secara massif. Tentu saja probabilitas terkonfirmasi kian besar. Tapi hal utama yang Unhas ingin peroleh adalah memberi kepastian akan “status kesehatan” warganya.

Dengan “status kesehatan” yang jelas, apapun hasilnya, akan menghilangkan perasaan “saling mencurigai”. Lingkungan kerja yang kondusif semestinya akan selurus dengan prestasi kerja warga Unhas.

Belajar dari kasus Covid-19 yang sebagian besar adalah orang tanpa gejala, Unhas makin yakin perlunya testing dan tracing secara berkelanjutan. Lingkaran sivitas akademika yang terkonfirmasi terus dilacak dan akan dilanjutkan dengan treatment yang tepat. Satu hal penting kenapa kami gencar melakukan ini, tiada lain karena untuk melindungi sumber daya manusia sebagai aset utama Unhas.

Unhas memiliki sekitar 3.500 dosen dan tenaga kependidikan. Terdapat 300 lebih professor, 1.050 dosennya berpendidikan Doktor, selebihnya sementara sekolah lanjut S-3. Selain itu, tenaga kependidikan dengan riwayat pengabdian yang cukup panjang. Ini aset Unhas yang tak ternilai.

Unhas juga yakin bahwa apa yang dilakukan selama masa pandemi pastilah tidak bisa menyenangkan semua pihak. Kami harus menutup sarana olahraga dan fasilitas publik untuk sementara waktu tentunya berdampak pada sebagian orang.

Demikian pula halnya dengan pembatasan dan pengetatan akses masuk kampus Unhas. Ada setumpuk pesan yang masuk bernada ketidaksetujuan dan termasuk ketidakpuasan atas langkah yang ditempuh Unhas selama masa pandemi ini.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved