Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

OPINI

Supriansa dan Musda Golkar Sulsel

Salah satu syarat yang perlu diperhatikan untuk sukses memilih pemimpin Golkar Sulsel adalah mengoptimalkan kader Golkar yang dimiliki.

Editor: Jumadi Mappanganro
TRIBUN TIMUR/ABDUL AZIS
Para pengurus DPD I Partai Golkar Sulsel 

Oleh : Dr Hasrullah MA
Dosen Fisip Universitas Hasanuddin

Dalam buku Mengelola Partai Politik yang ditulis Firmanzah, ada pemikiran dan testimoni cemerlang disampaikan Gumilar Rusliwa Semantri, Rektor Universitas Indonesia (2011).

Gumilar menyatakan, “Organisasi politik sebuah organisasi perlu mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan. Maka pengelolaan partai politik secara modern, transparan, profesional, dan tersistem akan menentukan keberlangsungan partai”.

Apa yang disampaikan Gumilar perlu direnungkan baik-baik bagi Partai Golkar Sulsel yang akan melaksanakan musyawarah daerah (musda) dan memilih ketuanya.

Maka salah satu syarat yang perlu diperhatikan untuk sukses memilih pemimpin Golkar Sulsel adalah mengoptimalkan kader Golkar yang dimiliki.

Dari panitia penjaringan pengambilan formulir di tahapan Musda Golkar Sulsel ada sembilan tokoh yang akan ikut dalam kontestasi. 

Benarkah Thermal Gun Gunakan Sinar Radioaktif & Merusak Otak? ini Kata Jubir Penanggulangan Covid-19

Mereka adalah Syamsul Alam Mallarangeng, Kadir Halid, Emir Baramali, Abdillah Nasir, Syamsuddin Hamid, Hamka B. Kady, Supriansa, Rio Padjalangi, dan Taufan Pawe.

Bahkan dalam berita koran Tribun Timur edisi cetak Senin 20 Juli 2020 memberitakan bahwa kursi DPD I Sulsel sangat bergengsi.

Maka wajar yang mengincar jabatan Ketua Golkar Sulsel tidak hanya kader Golkar yang selama ini mengurus partai, tetapi juga diminati kandidat yang berada di DPR RI maupun sedang menjabat bupati/wali kota.

DR Hasrullah MA (Dosen Ilmu Komunikasi Unhas)
DR Hasrullah MA (Dosen Ilmu Komunikasi Unhas) (Dokumen Hasrullah)

Sangat prestisiusnya jabatan Ketua Partai Golkar Sulsel ini membuat Supriansa, anggota DPR RI dari Partai Golkar, tertarik ikut. 

Kendati sosok yang kini disebut sebagai komunikator politik dan newsmaker di Gedung DPR RI ini disebut-sebut belum memenuhi syarat menakhodai Partai Golkar Sulsel.

Minat Supriansi tidak tanggung-tanggung. Beliau telah mengantongi 'surat sakti' tertanggal 19 Juli 2020 dari Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.

Sang ketua umum yang saat menjadi menteri memberikan rekomendasi sebagai Supriansa untuk maju sebagai bakal calon Ketua DPD Partai Golkar Sulsel.

5 Tanaman Hias Penyerap Racun di Ruangan, Namun Ada yang Berbahaya Bagi Manusia

Maka rekomendasi Ketua Umum Golkar yang diberikan kepada Supriansa dapat dipahami dimaknai sebagai berikut:

Pertama, Golkar sangat mengapresiasi jika ada kader Golkar yang potensial untuk ikut berkontestasi.

Palagan yang diberikan itu tentu wujud kecintaan pengurus DPP Golkar untuk ikut mengisi dan memberi pengalaman bertanding untuk meraih kursi ditingkat provinsi.

Kedua, adanya diskresi (pengecualian) yang didapat vokalis DPR RI yang berasal dari Sulsel di DPP.

Sepantasnya kita perlu bersangka baik bahwa untuk mengembangkan SDM Partai Golkar tidak boleh menghalangi kadernya untuk ikut berkontestasi, walaupun dalam bahasa media bahwa Supriansa belum memenuhi syarat mendaftar untuk menjadi ketua DPD.

Ketiga, untuk menjadi Partai Golkar yang modern, transparan, dan profesional, maka kiprah Supriansa tidak boleh dibatasi haknya dengan surat restu yang didapatkan dari DPP.

Biarlah beliau bertanding untuk saling merebut pengaruh dalam musda agar tidak ada upaya untuk membatasi hak politik yang dimiliki seorang kader.

VIDEO: Wanita Ini Adang Gubernur Sulsel Meminta Kuburan Ibunya Dipindahkan dari Macanda

Apalagi beliau cukup aktif dan profesional menjalankan kader yang profesional di DPR RI yang tetap menjalankan fungsi-fungsi di Lembaga legislatif. 

Keempat, membangun sistem kepartaian tersistem, biarkanlah Supriansa menikmati mentaati semua tata tertib yang disepakati.

Jika sosok Supriansa terpilih itu artinya semua prosedur aturan main telah dilaksanakan.

Akhirnya apa yang diperankan Supriansa perlu kita sikapi secara dewasa dalam berpolitik praktis.

Persaingan politik dalam demokrasi menjadi kerangka keharusan membesarkan partai dengan memberi kesempatan kepada setiap kader untuk melakukan uji nyali untuk memimpin partai yang sangat 'paham dalam teori evolusi'.

Hanya saja, membangun partai tidak saja membangun sistem lembaga kepartaian, tapi jauh lebih baik juga mempersiapkan dan memberikan kesempatan kepada kader partai untuk menciptakan pemimpin partai dan pemimpin bangsa.

Semoga Musda Golkar Sulsel ini menjadi contoh model demokrasi dalam berkontestasi yang sehat. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved