Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

OPINI PAKAR

Penelitian Unhas Sebut Penyebab Banjir Bandang di Lutra Karena Pembukaan Lahan Tidak Terkontrol

Pusat Studi Kebencanaan Universitas Hasanuddin melakukan kajian tentang potensi bencana, terutama bencana banjir di seluruh daerah di Sulawesi Selatan

Editor: Jumadi Mappanganro
FACEBOOK/INDAH PUTRI INDRIANI
Lumpur menutupi badan jalan dan menenggelamkan bangunan setelah banjir bandang di Masamba, Kabupaten Luwu Utara, Sulsel, Senin (13/7/2020) malam. 

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Unhas menemukan ketebalan soil bisa mencapai 8 meter di titik tertentu.

Banyaknya aktifitas pembukaan lahan-lahan untuk perkebunan dan pemukiman yang tidak terkontrol di wilayah pegunungan atau hulu sungai menyebabkan terjadinya proses erosi yang sangat signifikan.

Akibatnya terjadi proses sedimentasi pada sungai yang tinggi. Kondisi ini menyebabkan kondisi sungai secara umum terganggu.

Pembukaan lahan menyebabkan tanah menjadi rentan terhadap erosi permukaan dan menyebabkan berkurangnya vegetasi.

Aksi Cepat Tanggap Dirikan Posko Kemanusiaan Peduli Banjir Bandang Masamba
Aksi Cepat Tanggap Dirikan Posko Kemanusiaan Peduli Banjir Bandang Masamba (ACT)

Akibatnya tanah di bagian hulu menjadi jenuh dan tidak mampu lagi untuk menyerap air hujan dengan baik (presipitasi menjadi semakin berkurang).

Terbukanya lahan juga menyebabkan proses erosi semakin tinggi dan menghasilkan tumpukan material sedimen yang semakin besar yang mengisi saluran sungai dan terendapkan pada dasar sungai, menjadikan kapasitas atau volume sungai menjadi berkurang/terjadi pendangkalan.

Kondisi ini menyebabkan ketika terjadi hujan deras dalam waktu yang singkat, maka banjir akan terjadi.

Banjir terjadi dengan cepat atau yang sering disebut dengan banjir bandang.

Banjir ini terjadi akibat ketidakmampuan sungai untuk mengakomodasi volume air yang mengalir dan menyebabkan air akan meluap.

Jembatan Balebo di Desa Baloli, Kecamatan Masamba, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, putus akibat banjir bandang.
Jembatan Balebo di Desa Baloli, Kecamatan Masamba, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, putus akibat banjir bandang. (TRIBUN-TIMUR.COM/CHALIK MAWARDI)

Semoga bencana ini segera berlalu, dan tidak ada korban jiwa. Penanganan banjir di daerah ini memerlukan sinergi dari semua stakeholder, terutama dinas teknis terkait.

Tanpa adanya sinergi, akan sangat sulit mengatasi banjir yang kedepannya akan semakin sering terjadi.

Semakin ekstremnya curah hujan akibat perubahan musim global, ditambah dengan alih fungsi lahan yang semakin tidak terkontrol mengakibatkan kejadian banjir bandang akan terus semakin sering dengan intensitas semakin besar.

Diperlukan kerja keras dan kerja cerdas semua pihak tanpa ada yang saling menyalahkan.

Semua pihak, baik pemerintah provinsi maupun pemerintah kabupaten yang didukung oleh pemerintah pusat dan masyarakat diharapkan dapat saling bekerjasama untuk mengatasi bencana ini.

Jika tidak, maka bencana alam ini akan terus berulang. (*)

Catatan: Opini di atas telah dimuat di halaman 1-7 koran Tribun Timur edisi cetak Rabu 15 Juli 2020

Foto Penulis

Kepala Pusat Studi Kebencanaan Universitas Hasanuddin dan Guru Besar Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Prof. Dr.Eng. Ir. Adi Maulana, ST.M.Phil.
Kepala Pusat Studi Kebencanaan Universitas Hasanuddin dan Guru Besar Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Prof. Dr.Eng. Ir. Adi Maulana, ST.M.Phil. (HANDOVER)
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Gen Z dan Politik

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved