Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Banjir Masamba

FTI UMI Kerahkan 40 Relawan ke Lokasi Banjir Masamba, Temukan Kondisi Jembatan Sabbang Rawan Roboh

Fakultas Teknologi Industri Universitas Muslim Indonesia atau FTI UMI melalui Tim Relawan dan Bantuan Kemanusiaan Mahasiswa FTI UMI

Editor: Edi Sumardi
DOK FTI UMI
Tim Relawan dan Bantuan Kemanusiaan Mahasiswa FTI UMI yang membawa bantuan ke lokasi banjir bandang du Masamba, Kabupaten Luwu Utara, Sulsel, Rabu (15/7/2020). 

TRIBUN-TIMUR.COM - Fakultas Teknologi Industri Universitas Muslim Indonesia atau FTI UMI melalui Tim Relawan dan Bantuan Kemanusiaan Mahasiswa FTI UMI kerahkan 40 orang relawan ke lokasi banjir bandang di Masamba dan sekitarnya, Kabupaten Luwu Utara, Sulsel.

Tim itu terdiri 15 orang dari Kota Makassar, Sulsel dan 25 orang mahasiswa FTI UMI dari Luwu Raya.

Tim dipimpin Ketua BLM FTI UMI Kasim Asngari, Ketua BEM Romy Aswan, dan Ketua Himpunan Mahasiswa Teknologi Industri Abdul Havid.

Mereka dikoordinatori Ketua Program Studi Teknik Pertambangan FTI UMI, Firman Nullah Yusuf bersama 2 dosen muda, Idris Juradi dan Alam Budiman Tamsi.

Tim dari Makassar telah tiba di Masamba, Rabu (15/7/2020) siang.

Mereka membawa bantuan makanan, minuman, perlengkapan bayi, kebutuhan khusus perempuan, serta pakaian layak pakai.

Jembatan Sabbang Rawan Roboh

Dari Masamba, Firman Nullah Yusuf menyampaikan, berdasarkan hasil pemantauannya pascabanjir, saat ini ada potensi bahaya di jembatan Sungai Sabbang.

Sungai Sabbang merupakan salah satu sungai yang alirannya meluap saat banjir bandang.

Akibat banjir, jembatan goyang saat dilintasi.

Hingga Rabu sore, arus air di Sungai Sabbang masih sangat deras.

"Kondisi jembatan goyang akibat tergerus banjir dan sangat berbahaya dan bisa mengakibatkan jembatan roboh jika masih membiarkan kendaraan bertonase besar melewati jembatan tersebut," kata Firman Nullah Yusuf dalam siaran pers FTI UMI.

Dia meminta kepada pemerintah agar membatasi jumlah dan tonase kendaran yang melintas di jembatan itu.

"Kendaraan bertonase besar atau berat agar dilarang melintas demi menghindari hal hal yang tidak diinginkan. Air sungai sampai sore ini arusnya masih sangat deras," katanya.

Lebih lanjut, Firman Nullah Yusuf menyampaikan, jalur distribusi tersendat karena antrian panjang kendaraan.

Salah satu penyebabnya adalah masih banyaknya tumpukan lumpur di jalan dan antrian melewati jembatan.(*)

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved