MEMATIKAN, Virus Baru Kembali Muncul di China Menyebar Lewat Gigitan Kutu, 5 Warga Dilaporkan Tewas
Penyakit ini menimbulkan gejala seperti demam berat, trombositopenia, mual, juga muntah, mirip dengan gejala demam berdarah.
Bukan hanya itu saja, 23 pasien lain pun menjalani perawatan rumah sakit di daerah Jinzhai, Lu'an, Provinsi Anhui sejak April 2020.
Paparan informasi ini sekaligus mengonfirmasi isu yang menyatakan kematian tersebut disebabkan oleh demam berdarah.
Dilansir Tribunnewswiki dari Global Times, media pemerintah China, pihak berwenang di Kota Lu'an sudah mengonfirmasi SFTS yang disebabkan oleh gigitan kutu bukan demam berdarah, yang juga disebarkan oleh serangga.
Berita yang beredar sebelumnya adalah, kasus kematian di Kabupaten Jinzhai adalah hasil dari demam berdarah.
Seorang staf pengontrol penyakit dari Komisi Kesehatan Lu'an memnyebutkan, Lu'an merupakan daerah pegunungan dan penduduk desa yang bekerja di ladang sering digigit oleh kutu dan lintah.
Manusia yang rentan pada gigitan serangga lebih mungkin terserang penyakit yang ditularkan serangga.
Penyakit STFS disebabkan oleh virus bunya (bunyavirus) baru.
Virus ini ditularkan oleh kutu.
Orang yang sudah terjangkit virus bunya baru ini bisa menularkan infeksi ke orang lain.
• Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah, Siswa Baru di SMPN 1 Maros Hanya Disuruh Nonton Video
• Foto-foto Terbaru Reino Barack Pegang Perut Syahrini Jadi Sorotan, Ada yang Tak Biasa

Bahkan, darah mayat dan sekresi berdarah pasien juga menular.
Pihak berwenang setempat pun mengingatkan masyarakat setempat, gigitan kutu juga menyebarkan ensefalitis dan demam berdarah.
SFTS merupakan zoonosis (menular dari hewan ke manusia dan sebaliknya) yang muncul di China, Jepang, dan Korea Selatan
SFTS telah dikonfirmasi di China pada 2009.
Selanjutnya kemudian SFTS dilaporkan secara retrospektif di Korea Selatan pada 2012 dan di Jepang barat pada 2013.
Mnurt penelitian yang dikerjakan pakar China di daerah endemik SFTS, Daerah Yiyuan,Provinsi Shandong, China, penyakit ini sangat mematikan dengan tingkat fatalitas kasus 12%.