6 Turis Diamankan Polisi & Didenda Rp 54 Juta, Telanjang di Pantai hingga Langgar Aturan Covid-19
Keenam turis telanjang itu, pria berusia antara 43 hingga 68 tahun, masing-masing didenda 3.333 euro, atau sekitar Rp 54 juta.
Kata Ahli
Ahli menyebut pandemi Virus Corona atau Covid-19 di Indonesia tidak akan selesai dalam waktu dekat.
Hal itu disampaikan Ahli epidemiologi dari Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono.
Menurutnya, pandemi Covid-19 masih akan berlangsung dalam beberapa tahun ke depan.
Dia memprediksi, hingga Desember nanti, gelombang pertama pandemi Covid-19 belum selesai.
• Lion Air Rekrut 2.600 Karyawan Setelah PHK Besar-besaran, Jumlah Penumpang Meningkat Karena ini
• Buruh Tani Setubuhi Gadis Tetangga hingga Ratusan Kali Sejak 2017, Dilakukan di Sembarang Tempat
"Pandemi ini masih panjang, (bisa) dua, tiga, empat tahun, atau mungkin sampai lima tahun.
Jadi jangan mimpi bahwa pandemi akan selesai tahun ini karena masalahnya susah sekali," ujar Pandu dalam webinar 'Urgensi Penanganan Permukiman Padat Penduduk Menghadapi Pandemi Covid-19', Kamis (9/7/2020).
Pandu menilai, pemerintah tidak serius menangani pandemi Covid-19.
Banyak pemerintah daerah yang tidak melakukan pemeriksaan Covid-19 dengan metode polymerase chain reaction (PCR) karena tidak ingin daerahnya berstatus zona merah.
"Jadi jangan mimpi untuk bisa mengakhiri pandemi ini selesai dengan cepat karena memang kita tidak serius sama sekali menangani pandemi," kata dia.
Jika ingin mempercepat penanganan Covid-19, Pandu berujar, pemerintah harus benar-benar aktif melacak kasus (tracing), melakukan tes PCR, dan mengisolasi pasien positif Covid-19.
Tempat isolasi pasien pun harus berlokasi agak jauh dari permukiman agar tidak berpotensi menularkan virus kepada orang lain.
Langkah lainnya, pemerintah juga harus memastikan masyarakat disiplin melaksanakan 3M, yakni memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak.
"Kalau ada perbaikan (penanganan Covid-19), melakukan 3M, isolasi yang benar, lacak yang benar, tes yang benar, bukan dengan rapid test, tapi dengan tes PCR, maka kita akan cepat melandaikan," ucap Pandu.
Sementara itu, Deputi Bidang Pengendalian Penduduk dan Kawasan Permukiman DKI Jakarta Suharti menyatakan, Pemprov DKI sudah banyak melakukan tes PCR melalui kegiatan active case finding.