Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Update Corona Sulsel

Dokter Yudi: Pemprov Sulsel Jangan Seperti Superhero Mau Tangani Semua Pasien Covid-19 di Makassar

Humas IDI Makassar dr Wachyudi Muchsin: Pemprov Sulsel Jangan Seperti Superhero Mau Tangani Semua Pasien Covid-19 di Makassar

Penulis: Abdul Azis | Editor: Mansur AM
TRIBUN-TIMUR.COM
Humas IDI Makassar dr Wachyudi Muchsin SH 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Humas Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Makassar dr Wachyudi Muchsin melayangkan kritikan keras terhadap Kebijakan Gubernur Sulsel yang juga Ketua Tim Gugus Covid-19 Sulsel, Nurdin Abdullah.

dr Yudi sapaannya menyoroti program wisata Covid-19.

Pasien Covid-19 dari daerah diboyong ke Makassar.

4 Juli, Corona Sulsel Kian Gawat Tambah 195 Pasien Baru, Pantas Dokter Bilang Makassar Kian Seram!

Ada Apa dengan Danny Pomanto? Mantan Wali Kota Makassar Videonya Jadi Bahan Gosip 2 Pekan Ini

LIVE #katanone Hadirkan Owner Krispy Brownies & Kisahnya Bertahan di Tengah Pandemi Covid-19

Ternyata IDI Makassar sudah protes sejak awal dengan ide Pemprov Sulsel membawa semua pasien positif Covid-19 dari kabupaten/kota di Sulsel ke Kota Makassar.

IDI mengusulkan pasien positif dengan gejala ringan dirawat di RS daerah saja.

"Ini yang pernah IDI Makassar suarakan saat sosialisasi sistem rujukan Covid19 baru oleh Kadinkes dengan program wisata Covid-19. Gubernur seolah ingin menjadi superhero yang mampu menangani semua di Makassar," kata dr Yudi.

"Sayang mereka lupa bahwa meskipun pasien disatukan di Makassar tapi kontaknya tetap ada di daerah. Ini juga berpotensi mengaburkan tracing dan cenderung membebaskan masyarakat tanpa peduli protokol kesehatan," kata dr Yudi, Sabtu (4/6/2020).

Masalahnya sekarang, rumah sakit rujukan Covid-19 dan wisata Covid-19 sudah nyaris penuh.

"Ini aspirasi teman-teman dokter, hentikan juga evakuasi pasien-pasien Covid19 ke Makassar. Selain berisiko tinggi penularan saat evakuasi, kita memfasilitasi impor ekspor virus dari dan ke daerah. Akhirnya hotel-hotel dan RS di Makassar juga penuh. Saat orang yang sudah domisili Makassar butuh, semua sudah terisi dari daerah,"

"Apalagi OTG, kenapa tidak isoman (isolasi mandiri) di daerah saja. Padahal RS daerah juga mampu dan bisa dioptimalkan. Saatnya semuanya harus berperan. Kalau tidak,  bisa habis nakes(tenaga kesehatan) di Makassar," lanjut Yudi.

Masalah lainnya, jika RS daerah melayani pasien Covid-19 akan menemui kendala di administrasi.

"Sekarang RS daerah kebingungan karena RS rujukan semua penuh. Wisata Covid19  juga penuh tapi belum ada perubahan kebijakan untuk kembali ke konsep awal. Ini berpotensi mengakibatkan perawatan Covid19 yang ilegal di RS daerah karena sudah dianggap sebagai RS Noncovid19. Ujung-ujungnya, semua klaim Covid kita akan ditolak oleh BPJS sebagai verifikator klaim karena merawat pasien sementara status RS adalah RS Noncovid19," tambah Wachyudi Muchsin.

IDI Makassar mengajak semua elemen menghilangkan ego dan bekerja sama agar Covid-19 di Sulsel dan Makassar bisa selesai.

"Saatnya kita hilangkan egosentris. Ajak organisasi profesi kesehatan dalam merumuskan seperti IDI. Tapi yang terjadi selama ini sebagai gubernur dan ketua gugus tidak pernah sekalipun mengajak IDI untuk duduk bersama merumuskan solusinya," lanjut dr Wachyudi Muchsin.

Reporter tribun-timur.com sedang berusaha konfirmasi pernyataan IDI Makassar ini kepada Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah instansi terkait.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved