KILAS TOKYO
Merasakan Budaya Sopan Santun Khas Jepang di Kereta
Meski kereta penuh sesak, entah kenapa suasana biasanya hening. Penumpang memilih membaca, tidur ataumendengarkan musik melalui headset.
Biru yang menunggu duluan. Sedangkan hijau yang datang belakangan.
Saat kereta tiba, antrian berubah dari bentuk lurus menjadi miring kiri kanan, memberi space penumpang di kereta keluar.
Jadi tidak ada istilah terikut ke stasiun berikut karena susah keluar. Penumpang di garis biru naik kereta, lalu penumpang di garis hijau otomatis pindah ke garis biru.
Begitulah seterusnya. Saat kereta delay, penumpang akan dibagikan kertas kecil permintaan maaf sekaligus notifikasi keterlambatan.
• 8 Tempat Ini Dilarang Simpan Ponsel, Bisa Pengaruhi Kesuburan Hingga Meningkatkan Risiko Kanker
Bisa jadi evidence laporan keterlambatan di tempat kerja.
Meski kereta penuh sesak, entah kenapa suasana biasanya hening. Penumpang memilih membaca, tidur ataumendengarkan musik melalui headset.
Pernah tiba-tiba terdengar dering nyaring handphone saya. Ternyata istri menelpon dan saya lupa mengecilkan volume.
Serentak penumpang menoleh ke saya, Tidak marah, tapi menatap tajam seakan memperingatkan agar segera mengecilkan suara handphone.
Padahal jangankan menelpon, makan minumsaja saya tidak berani. Meski ini perkara etika kesopanan saja.
Negara ini memang punya banyak etika tak tertulis saat berkereta.
Setuju atau tidak, mau atau tidak, inilah sistem mereka membangun keteraturan. (*)
Artikel ini telah terbit di Kolom Kilas Tokyo, Rubrik Opini koran Tribun Timur edisi cetak Sabtu, 4 Juli 2020