Malam Pengantin
Tragis, Niat Pengantin Pria Ini Bahagiakan Pasangannya di Malam Pertama, Namun Ciumannya Jadi Petaka
Pengantin wanita ini meninggal saat hubungan intim di malam pertama, petaka kecerobohan suami
TRIBUN-TIMUR.COM - Bagi sebagian pengantin baru, malam pertama menjadi malam yang dinanti-nantikan.
Karena setelah resmi menikah, malam pertama dianggap sebagai malam yang sangat membahagiakan.
• Beda Usia 39 Tahun, Lelaki 19 Tahun Nekat Nikahi Janda Usia 58 Tahun, Pernikahan Batal Gara-gara Ini
• Cegah Penyebaran, 34 Jamaah Dicari Tim Gugus Takalar, Sang Imam Positif Virus Corona Masjid Ditutup
Tapi sebaiknya berhati-hati melakukan berhubungan intim di malam pertama.
Karena saat melakukan hubungan intim pada malam pertama ini bisa jadi petaka.
Petaka akan terjadi jika terlalu bersemangat seperti yang terjadi pada pasangan yang satu ini.

Melansir China Press pada Senin (24/6/2020), kisah malam pertama Pengantin Baru ini harus berubah menjadi duka karena kecerobohan pria ini.
Setelah menikah, pasangan asal Hunan, Tiongkok ini tak sabar untuk melakukan 'ritual' malam pertama, dengan segera mereka menuju kamar pengantin.
Kemudian, pengantin laki-laki mencium leher wanita tersebut.
• Ingin Turunkan Berat Badan dan Tampil Seksi, Pria ini Mati Konyol Setelah Ikuti Perintah Master Yoga
• VIRAL Seorang Anak Tega Laporkan Ibunya ke Polisi Gara-gara Motor, Simak Fakta Selengkapnya
Namun seketika wanita tersebut menjadi pucat, tubuhnya lemas, detak jantung melemah, hingga akhirnya meninggal.
Menurut Health Times pasangan pengantin asal Kota Lengshuijiang, Hunan, Tiongkok ini melakukan ciuman dengan cara brutal.
Dia mencium leher wanitanya, dan membuat detak jantungnya berhenti dan kesulitan bernapas.
Usai kejadian itu, mempelai pria ini segera mengirim pasangannya ke Rumah Sakit Chengdu, untuk melakukan perawatan.
Setelah itu dokter mendiagnosis, bahwa pria tersebut menekan kunci sinus karotid di leher pengantin saat berciuman.
Tekanannya terlalu tinggi, mengakibatkan jantung pengantin wanita tertekan, dan reaksinya menyebabkan Serangan Jantung mendadak.
• Ingin Turunkan Berat Badan dan Tampil Seksi, Pria ini Mati Konyol Setelah Ikuti Perintah Master Yoga
• VIRAL Seorang Anak Tega Laporkan Ibunya ke Polisi Gara-gara Motor, Simak Fakta Selengkapnya
Liu Jiangxiong, direktur Departemen Kedokteran Kardiovaskular di rumah sakit menemukan kejadian yang janggal.
Dokter menunjukkan bahwa dua reseptor utama yang mengatur tekanan darah dan detak jantung terletak di sinus dan ginjal karotis.
Sinus karotis ada di kedua sisi leher, sekitar 5 hingga 6 cm dari laring.

"Ini berukuran sebesar kacang kedelai, jika seseorang memutar kepalanya ke kiri atau ke kanan,
"Bagian leher yang paling jelas adalah tengah dan sepertiga bawah otot," katanya.
"Bagian ini setara dengan baroreseptor seseorang.
• 2 Kali Juara Ligina Bareng Persebaya dan PSM, Sukses juga Sebagai Pelatih, Begini Karier Aji Santoso
• Striker Ngotot, Lincah, Gesit Ini Idola Fans PSM di LPI, Tetap di Indonesia, Sosok Marwan Sayedeh
"Setelah itu dirangsang oleh kekuatan eksternal,
"Itu akan membuat orang merasa pingsang dan bisa menyebabkan serangan jantung hingga kematian," jelasnya.
Liu Jianxiong mengatakan jika tempat itu ditekan atau diletakkan dasi terlalu ketat,

Mungkin akan menekan sinus karotis, bisa menyebabkan pingsan, serangan jantung hingga kematian.
Dalam kasus ini orang meninggal karena mencium leher memang jarang.
Namun untuk menghindari kemungkinan terburuk, orang-orang perlu memahami hal itu.
Refleks Baroreseptor
Tubuh manusia memiliki salah satu refleks, yaitu baroreseptor. Apa yang dimaksud dengan baroreseptor?
Refleks baroreseptor berperan pada setiap perubahan tekanan darah yang diperantarai secara otonom.
• Bongkar Praktek Dukun Cabul, Ritual Mandi Kembang, Korban Wanita Muda yang Dijamah Bagian Intimnya
• Pasangan Kekasih ini Bikin Heboh, Bercinta di Tepi Pantai Saat Padat Orang, Sudah Putus Urat Malunya
Baroreseptor terdapat di sinus karotis dan arkus aorta yang bekerja sangat cepat untuk mengkompensasi perubahan tekanan darah.
Secara kontinu, baroreseptor menghasilkan potensial aksi sebagai respon terhadap tekanan di dalam arteri.
Jika tekanan arteri meningkat, potensial aksi juga akan meningkat sehingga kecepatan pembentukan potensial aksi di neuron eferen yang bersangkutan juga akan meningkat.
Begitu juga sebaliknya saat terjadi penurunan tekanan darah.

Di saat tekanan arteri terlalu tinggi, pusat kontrol kardiovaskuler berespon dengan mengurangi aktivitas simpatis dan meningkatkan aktivitas parasimpatis.
Sinyal-sinyal eferen ini menurunkan kecepatan denyut jantung, menurunkan volume sekuncup,
menimbulkan vasodilatasi arteriol dan vena serta menurunkan curah jantung dan resistensi perifer total, sehingga tekanan darah kembali normal.
Begitu juga sebaliknya jika tekanan darah turun di bawah normal. (tribuntimur.com)
Artikel ini telah tayang di Intisari.ID dengan judul "Akibat Pria Mencium Bagian Ini, Pengantin Wanita Langsung Meninggal Saat Malam Pertama".