Summarecon
Summarecon Pengembang Sejati, 45 Tahun Fokus Properti
Direktur Summarecon Agung Tbk, Sharif Benyamin menjelaskan ilmu bisnis dari Soetjipto Nagaria.
Penulis: Muh. Hasim Arfah | Editor: Hasriyani Latif
Soejipto Nagaria
Nama Summarecon tak bisa terlepas dari nama Soetijpto Nagaria (70), sang pendiri dan pemilik perusahaan pengembang properti terkemuka di Indonesia.
Apa yang dijual Summarecon selalu dicari. Dalam perjalanan waktu 45 tahun Summarecon Agung berkiprah dalam dunia properti, Soetjipto Nagaria meyakini satu prinsip, yaitu komitmen.
“Komitmen pada konsumen sangat penting. Kalau kami janji akan selesai pada bulan Oktober, kami tepati janji itu. Kalau konsumen ada masalah, kami berusaha membantu. Kepercayaan konsumen pada Summarecon, itu yang terpenting. Ini kami bangun selama bertahun-tahun,” ungkap Soetjipto Nagaria dalam percakapan dengan Kompas.com.
Soetjipto Nagaria mengenyam pendidikan dari TK sampai SMA Pahoa di daerah Kota, Jakarta Barat. Setelah itu, Soetijpto masuk ke Teknik Kimia ITB Bandung. Setelah lulus dari ITB tahun 1964, Soetjipto sempat bekerja di pabrik cat, tapi hanya satu bulan.
Karena ayahnya pengusaha bahan bangunan di daerah Kota, Soetijipto muda pun berusaha mendirikan perusahaan sendiri.
Akhir tahun 1960, bersama beberapa temannya, Tjip membeli tanah dan membangun rumah-rumah di kluster tidak terlalu luas di Tebet, Kemang, Cipete, semuanya di Jakarta Selatan.
Tahun 1975, keluarga Soetjipto Nagaria bersama dua keluarga membangun Summarecon di Kelapa Gading, yang sebelumnya merupakan rawa-rawa.
Tahun 1992, keluarga Soetjipto pemegang saham terbesar perusahaan ini setelah satu keluarga keluar.
Nama Summarecon berasal dari dua kata yaitu summa yang artinya puncak dan recon yang berasal dari real estate corporation.
Soetjipto Nagaria yang pernah mengenyam pendidikan di Pahoa di daerah Kota, kemudian bersama alumni Pahoa lainnya, membangun sekolah Pahoa di Summarecon Serpong. Sekolah ini trilingual, murid di sana diajarkan dalam bahasa Indonesia, Inggris, dan Mandarin.
"Saya terkesan dengan sistem pengajaran di Pahoa," kata Soetjipto Nagaria, yang memiliki hobi membaca buku, terutama cerita silat Kho Ping Hoo dan buku riwayat orang terkenal.(*)