Ditanya UAS Soal Serangan Buzzer ke Bintang Emon, Rocky Gerung: Penyerang Tak Punya Akal Sehat
Rocky mengatakan, buzzer yang menyerang Bintang Emon tidak punya akal sehat karena tidak memahami substansi yang diserang.
TRIBUN-TIMUR.COM - Komika Bintang Emon mendapat serangan dari buzzer setelah terdakwa penyerangan Novel Baswedan, dituntut 1 tahun penjara.
Pengamat politik Rocky Gerung turut memberikan tanggapan serangan Bintang Emon.
Rocky mengatakan, buzzer yang menyerang Bintang Emon tidak punya akal sehat karena tidak memahami substansi yang diserang.
Hal itu diungkapkan Rocky dalam sebuah video yang diunggah di kanal YouTube Ustad Abdul Somad Official, Minggu (21/6/2020).
• Kumpulan Nama Bayi Perempuan Islami dan Berbagai Bahasa, Awalan U dan V
• Prakiraan Cuaca Selasa 23 Juni 2020, BMKG: Waspada Puting Beliung untuk Wilayah Berikut
Mulanya, Ustad Abdul Somad (UAS) soal fenomena Buzzer yang menyerang komika Bintang Emon.
Sebab, menurut UAS, biasanya buzzer memusatkan perhatian mereka kepada para cendikiawan dan bukan Artis.

"Ketika buzzer memusatkan perhatiannya kepada para cendikiawan, para ulama lalu kemudian sekarang mulai mengembangkan jaringannya menghantam sampai ke komika, apa yang terjadi sebenarnya?" tany UAS ke Rocky.
Rocky menyebut, hal itu karena buzzer yang menyerang Bintang Emon tidak menggunakan akal sehat.
Menurut Rocky, kalau buzzer-nya berakal, harusnya mereka tertawa melihat tanggapan Bintang Emon soal tuntutan jaksa untuk pelaku penyerangan air keras terhadap Novel Baswedan dengan sentuhan komedi.
"Fungsi komika membuat kita bahagia, masak membuat orang bahagia diserang?"
"Hidup tanpa komika sama dengan hidup tanpa kesehatan jiwa, jadi justru si buzzer mesti senang karena kritik itu disatirkan oleh komika," kata Rocky.
Rocky meyakini, bahwa tindakan yang dilakukan buzzer itu tidak lebih dari suruhan tanpa pengetahuan.
Sehingga, kata Rocky, buzzer cenderung serampangan dalam menyerang orang.
"Jadi buzzer-buzzer yang cuma disuruh aja itu dan kebanyakan buzzer kan kurang pengetahuan tentang kenikmatan berpolitik."
"Karena itu mudah sekali untuk nyeruduk kiri, nyeruduk kanan, mengintai orang."