Virus Corona
Sudah Ramai Beredar Jika Virus Corona Covid-19 Cuma Konspirasi, Benarkah? Ini Penjelasan Prof Irawan
Mulai Ramai Berkembang di masyarakat Bahwa Virus Corona Covid-19 Cuma Konspirasi, Benarkah? Ini Penjelasan ilmiah Prof Irawan
Penulis: Rudi Salam | Editor: Mansur AM
"Itu luar biasa besar. Tahun lalu saja kongres Amerika menemukan ada perusahaan farmasi menggunakan dana USD 255 juta untuk lobi berbagai pihak," paparnya.
Besarnya perputaran uang untuk bisnis farmasi disebabkan banyak faktor, salah satunya proses yang cukup lama untuk menciptakan satu jenis vaksin atau obat.
"Satu obat mulai dari ditemukan sampai dipasarkan itu butuh 15-20 tahun, dan itu butuh USD 800 juta. Jadi memang kalau orang bicara konspirasi bukan obatnya, tapi aspek bisnisnya," pungkasnya.
Virus Corona (Covid-19) telah mewabah hampir ke seluruh penjuru dunia hanya dalam beberapa bulan sejak awal kemunculannya.
Seluruh negara terpapar kini berusaha mati-matian memutus mata rantai virus yang telah merenggut puluhan ribu korban di seluruh dunia.
Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Prof Irawan Yusuf mengatakan ada beberapa hal yang bisa dilakukan pemerintah untuk menghentikan virus ini.
"Ada tiga yang bisa kita lakukan untuk hentikan ini, pertama PSBB disertai dengan skala masif dan besar," kata Prof Irawan Dalam Dialog Virtual Forum Dosen Tribun Timur Forum Dosen #4 bertema 'Demi Pancasila, Covid-19: Virus, Bisnis, atau Konspirasi?', Senin (1/6/2020).
Namun, tak sekadar PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), menurut Prof Irawan ada beberapa hal yang harus diperhatikan masyarakat.
"Itu semua berkaitan dengan sosial disiplin, pelayanan kesehatan kuat, ketahanan ekonomi, dan sosial kita. Ini baru bisa terjadi kalau pemerintah kuat tegas, disiplin, dan adil, masyarakat disiplin, toleran dan solodaritas tinggi," katanya.
"Sementara akademisi dan pemuka agama rendah hati. Tenaga kesehatan berkompeten dan berdedikasi tinggi, ini semua jalan baru bisa PSBB," tambahnya.
Terkait Herd Immunity yang juga sempat digaungkan, Prof Irawan menyebut itu bukan pilihan terbaik dan sangat berisiko tinggi.
Di sisi lain, Prof Irawan mengingatkan orang-orang bahwa apa yang terjadi hari ini juga merupakan buah dari tindakan manusia itu sendiri.
"Kita harus sadar semua ini karena gaya hidup kita sangat eksploitatif, ekonomi, pertanian kita. Ini menyebabkan virus tumbuh berkembang dan menyebar," ujarnya.
"Kita mempertanyakan kembali apakah sistem demokrasi kita sudah cocok dengan ini. Sekarang kita lebih suka populis, anti scienctif. Sistem riset kita sudah tak tepat, harus diganti total," pungkasnya.