Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Terancam Hukuman Mati

Sungguh Miris Nasib Bocah Ini, Gara-gara Ajak Teman Lakukan Demo, Terancam Hukuman Mati di Negaranya

Ketika itu, bocah yang bernama Murtaja Qureiris menggerakkan teman-temannya untuk melakukan aksi di Arab Saudi bagian timur dengan mengendarai sepeda.

Editor: Arif Fuddin Usman
vistazo.com
Murtaja Qureiris, bocah saat berusia 10 tahun ajak teman-temannya melakukan aksi demonstrasi. Kini di usia 18 tahun didakwa hukuman mati 

Jika Arab Saudi menjatuhkan hukuman mati pada Qureiris, ia akan bergabung dengan setidaknya tiga tahanan lain yang dieksekusi tahun ini karena kejahatan yang diduga dilakukan sebelum usia 18 tahun.

Baca Juga: Luhut Kesal Investasi China di Indonesia Banjir Nyinyiran, Semprot Para Pemuda: Suka Tidak Suka Tiongkok Ini Kekuatan Dunia!

Abdulkareem al-Hawaj, Mujtaba al-Sweikat dan Salman Qureish adalah bagian dari eksekusi massal 37 orang, yang sebagian besar adalah Syiah.

Ketiganya ditangkap karena kekerasan yang menurut pemerintah dilakukan selama protes sekitar waktu Musim Semi Arab.

Protes ini sendiri merupakan sebuah unjuk rasa yang wajar yang dikenal Arab Spring, serangkaian arus massa di negeri Timur Tengah untuk menuntut demokratisasi, jaminan atas hak asasi manusia, perbaikan ekonomi, serta peniadaan sekterianisme.

Tetapi jaksa penuntut sangat bergantung pada pengakuan yang dikatakan para tahanan diambil dari mereka.

Dalam persidangan, mereka mengatakan bahwa mereka disiksa, pengakuan dilakukan di bawah tekanan.

Di Arab Saudi, hukuman mati hanya dapat ditegakkan atas perintah Raja Salman atau wakilnya yang sah, Putra Mahkota Mohammed bin Salman.

Dalam salah satu video Murtaja Qureiris yang diperoleh CNN, bocah lelaki itu terlihat berdiri di samping ayahnya yang sedang berbicara di depan kerumunan demonstran.

Sebagian besar demonstran bertopeng. Murtaja dan ayahnya membiarkan wajahnya terlihat, sesuatu yang mungkin membuat keluarga lebih mudah terjerat dalam tindakan keras pemerintah terhadap para aktivis.

"Murtaja (Qureiris) adalah satu-satunya orang yang tidak mengenakan topeng selama protes," kenang aktivis Mohammad Daman. "Dan dia selalu bersama ayahnya (Abdullah)."

Dalam rekaman itu, Abdullah mengenakan thobe cokelat yang biasanya diperuntukkan bagi para tetua suku Arab, dan berbicara dalam sebuah megafon sementara pengunjuk rasa lain memegang Al-Quran di atas kepalanya.

"Kami berjanji kepada para martir bahwa kami akan melanjutkan pawai kami," kata Abdullah Qureiris.

Berdiri di sampingnya, Murtaja Qureiris dengan topeng ski di kepalanya, setelah itu menyingkirkannya dari wajahnya.

Dia melirik kamera, tersenyum, dan berjalan pergi, tidak menyadari nasib apa yang akan dia hadapi di masa depan. (*)

(Intisari Online/Nieko Octavi Septiana)

Artikel ini telah tayang di Intisari Online dengan judul Akhir Pilu Bocah Bersepeda yang Divonis Hukuman Mati oleh Pengadilan Arab Saudi Gara-gara Berdemo Bersama Teman-temannya

Sumber: Grid.ID
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved