Sharing Session Bang Prof
Tiga Jam Bersama Nurdin Abdullah di FKM Unhas, Hasil Tidak Pernah Mencederai Proses
Laporan Ridwan Amiruddin, Ketum Persakmi Indonesia, Ketua Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Sulsel dan Guru Besar FKM Unhas
Laporan: Ridwan Amiruddin
Ketum Persakmi Indonesia, Ketua Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Sulsel dan Guru Besar FKM Universitas Hasanuddin
Melaporkan dari Kota Makassar
Jumat 6 Juni 2020, Gubernur Sulawesi Selatan Prof Nurdin Abdullah bersama tim diterima Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Hasanuddin (Unhas) Dr Aminuddin Syam.
Rektor Unhas Prof Dr Dwia Aries tina P datang menyusul ke FKM Unhas untuk ikut bersama dalam bincang ringan bersama Prof Nurdin Abdullah.
Kami membahas tentang situasi terkini Sulawesi Selatan.
Beberapa penekanan di pertemuan tersebut di antaranya. Pertama, meningkatan kolaborasi Universitas Hasanuddin untuk membantu pemerintah Sulsel dalam pengelolaan pandemic Covid-19.
• Pemkot Makassar Rapid Test di Enam Kecamatan, Dinkes: 70 Reaktif
• BREAKING NEWS: 35 Narapidana Lapas Perempuan Bolangi Positif Corona
Kedua, pembahasan perkembangan proses belajar mengajar selama Pandemi. Ketiga, kunjungan ke Laboratorium FKM Unhas.
Pertumbuhan kasus covid-19 sejak 19 Maret 2020 dengan pertumbuhan kasus dalam R0 sebesar 3.8 dengan berbagai intervensi yang telah dipaparkan oleh pemerintah Sulsel sekarang pada awal Juni angka reproduksi efektif (Rt) kasus Covid-19 sudah di kisaran 1.1-1.9.
Hal Ini menggambarkan bahwa tekanan intervensi menekan kurva kelihatannya Sul sel berada dalam on the tract intervention.
Pada saat suatu penyakit belum tersedia vaksin maupun obatnya, maka intervensi non-pharmacy adalah hal terbaik yang direkomendasikan.
Secara sekilas Pemprov Sulsel telah menerapkan intervensi yang beragam.
Mulai dari kampanye penggunaan masker, PSBB Kota Makassar 2 tahap, program isolasi terpusat (wisata Covid-19), PSBB Gowa, rapid test massal, contact tracing, hingga penambahan 3 laboratorium untuk testing massive.
Ini semua adalah bentuk intervensi yang sangat strategis dalam menekan kurva pandemic Covid-19.
Mencermati success story intervensi public health dari berbagai negara yang direkomendasikan pada saat nilai reproduksi masih di atas satu, maka pilihannya adalah pelarangan kegiatan massal, pembatasan transportasi, pengecekan suhu tubuh, dan contact tracing.
• VIDEO: Kebakaran Show Room Motor di Maros
Edukasi kesehatan dan melaksanakan aggressive testing merupakan program yang sangat direkomendasikan.
Perlu dipahami oleh kita semua bahwa menduduki kelompok lima besar kasus Covid-19 terkonfirmasi secara nasional itu mengindikasikan bahwa pemerintah provinsi telah secara aktif melaksanakan contact tracing dan aggressive testing.
Intensisitas yang tinggi pada aktifitas ini memang akan meningkatkan kasus Covid-19 terkonfirmasi.
Dalam upaya pemutusan mata rantai penularan, inilah alternative yang paling efektif dan efisien.
Dengan penemuan kasus yang besar kemudian di isolasi terpusat, itu berdampak nyata dalam pemutusan mata rantai penularan di daerah.
Berapa nilai keuntungan program intervensi public health dalam menurunka angka reproduksi kasus Covid-19?
Program pengendalian penularan dengan disinfectan itu memberikan benefit sekitar 4%.
Kemudian program contact tracing sebesar 25%, cuci tangan dan edukasi public berkontribusi sebesar 25% dan yang paling besar benefitnya adalah aggressife testing sekitar 41%.
• Siapkah Kita dengan Tatanan Hidup Normal Baru?
Jadi ini jelas pilihan interfensi yang sangat murah dan berdaya tekan tinggi terhadap kurva pandemic.
Bagaimana dengan program intervensi Sulsel?
Kelihatannya perlu melakukan konsolidasi kekuatan kembali. Menata resourcesnya, sehingga intervensinya lebih terarah ke program yag berdaya tekan tinggi.
Perlu penguatan komitment pada budget allocation untuk program prioritas tersebut.
Secara khusus Prof Nurdin Abdullah menyampaikan harapannya agar FKM Unhas dapat men-support Tim Gugus Pengendalian Covid -19 untuk memberikan kajian dan mengukur setiap intervensi yang telah diberikan selama ini.
Prinsipnya adalah bagaimana setiap proses terukur, uotputnya terukur dan dampak realnya di masyarakat dapat memberikan ketenangan dalam situasi krisis pandemic ini.
Bila proses dilakukan dengan benar, hasilnya akan menunjukkan hal yang benar pula sehingga sering kita mendengar tiada hasil yang mencederai proses.
Berbuatlah yang terbaik pada level kebijakan yang ada di pundak masing-masing pada batas otoritas yag dapat dipertanggung jawabkan.
Semua proses itu akan bermuara pada hasil yang terbaik. (*)
Makassar 6 Juni 2020
#Sebarkan hal positip untuk mendapatkan hal-hal yang positip.