OPINI
Pandemi Covid-19, Momentum Bangkitkan Pangan Lokal
Gerakan masyarakat untuk menanam di pekarangan menjadi kesadaran baru warga untuk mandiri memproduksi pangan.
Oleh: Munawar Khalil N
ASN Kementerian Pertanian
Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) beberapa waktu lalu telah memperingatkan adanya ancaman krisis pangan akibat pandemi Covid-19.
Terjadinya pembatasan atau kebijakan karantina di berbagai negara mengakibatkan perekonomian global melambat, perdagangan internasional terganggu, pada akhirnya memaksa hampir seluruh negara di dunia menahan produk pangan mereka untuk kebutuhan dalam negeri.
Kondisi ini merupakan suatu ancaman namun sekaligus tantangan bagi Indonesia apakah mampu menggunakannya sebagai momentum untuk mewujudkan kemandirian pangan.
Sebagian negara yang tidak memiliki sumber daya lahan yang cukup untuk memproduksi pangan berusaha keras mencari alternatif agar pangan bagi rakyatnya tetap tersedia.
Singapura misalnya, negara tetangga Indonesia ini sangat bergantung pada impor, di mana menurut Agri-Food and Veterinary Authority Singapura, lebih dari 90 persen pangan didatangkan dari luar/impor.
• Pemilu Nasional dan Pemilu Lokal
Lain halnya dengan Indonesia yang merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman sumber pangan terbesar di dunia.
Tercatat lebih dari 77 jenis pangan sumber karbohidrat, 389 jenis buah-buahan, 75 jenis sumber protein, 228 jenis sayuran, 26 jenis kacang-kacangan, 110 jenis rempah dan bumbu, serta 40 jenis bahan minuman.
Tentu ini menjadi potensi yang sangat besar yang harus dioptimalkan untuk mewujudkan kemandirian pangan menghadapi kenormalan baru akibat pandemi Covid-19.
Undang-undang 18 tahun 2012 tentang pangan mendefinisikan pangan lokal sebagai makanan yang dikonsumsi oleh masyarakat setempat sesuai dengan potensi dan kearifan lokal.
Berbagai sumber daya pangan yang disebutkan di atas tumbuh dan tersebar di seluruh daerah di Indonesia.
Ada beberapa daerah di mana komoditas pangan tertentu melekat menjadi ciri khas daerah tersebut, sebut beberapa contoh seperti talas di Banten, sagu di Maluku, Riau, dan Papua, serta Sorgum di NTB dan NTT.
Diversifikasi Pangan
Dengan potensi dan sumber daya yang melimpah tersebut, Indonesia sesungguhnya sangat bisa bertahan untuk memenuhi kebutuhan pangan dari dalam negeri melalui diversifikasi pangan.
Diversifikasi pangan merupakan upaya mendorong masyarakat untuk mengonsumsi pangan yang beragam sehingga tidak fokus pada satu jenis pangan tertentu saja.
• 5 Anjuran IDAI Sulsel Terkait Kegiatan Belajar Mengajar di Masa Pandemi Covid-19